Suasana panas dan tegang menyelimuti kawasan Jalan Lambung Mangkurat di depan gedung 'Rumah Banjar' DPRD Kalsel. Aksi damai ribuan mahasiswa yang dimulai sejak siang hari berakhir tragis saat aparat keamanan bertindak represif dan brutal dalam menghadapi massa yang bersikeras menyuarakan aspirasi mereka hingga malam.

Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Dalam insiden yang mengejutkan ini, beberapa mahasiswa dilaporkan mengalami luka-luka serius akibat tindakan aparat yang semakin brutal.

Para korban yang mengalami luka parah segera dilarikan ke rumah sakit Sultan Suriansyah dan RSUD Ulin Banjarmasin.

Tidak hanya itu, sejumlah mahasiswa lainnya dilaporkan hilang diduga diamankan oleh aparat. Hal ini menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran di kalangan rekan-rekan mahasiswa dan keluarga mereka.

Kapolresta Banjarmasin, Cuncun Kurniadi, yang memimpin langsung pengamanan di lokasi, mengakui bahwa pihaknya tengah melakukan komunikasi intensif dengan BEM dari berbagai kampus untuk mendata mahasiswa yang terluka maupun yang hilang.

Namun, upaya ini dinilai oleh banyak pihak sebagai langkah terlambat setelah terjadi bentrokan keras yang seharusnya bisa dihindari.

Pakar komunikasi politik sekaligus jurnalis senior, MS Shiddiq, menyatakan bahwa tindakan represif aparat merupakan cerminan dari kebuntuan komunikasi yang terjadi antara mahasiswa dan penegak hukum.

"Aparat semestinya mengawal dan melindungi hak demokratis para mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi mereka, bukan malah bertindak brutal yang berujung pada tragedi seperti ini," tegas Shiddiq.