Persidangan kasus pembunuhan jurnalis Banjarbaru, Juwita, dengan terdakwa oknum TNI AL Kelasi Satu Jumran, kembali digelar di Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin pada Selasa (10/06/2025).

Banuaterkini.com, BANJARMASIN — Dalam agenda pembacaan replik, Oditurat Militer III-15 Banjarmasin menegaskan bahwa pembunuhan dilakukan secara terencana, bukan spontan sebagaimana diklaim kuasa hukum terdakwa.

Dipimpin Ketua Majelis Hakim Letkol Chk Arie Fitriansyah, Oditur Militer Letkol Chk Sunandi menyebut sejumlah fakta yang menguatkan unsur perencanaan.

Di antaranya, terdakwa sempat menggadaikan sepeda motor senilai Rp15 juta untuk operasional, mencari cara menghilangkan barang bukti di internet, serta membeli masker, air mineral, dan sarung tangan karet sebelum kejadian.

“Ini bukan spontanitas. Terdakwa merancang segala sesuatu, termasuk meminjam KTP orang lain untuk pembelian tiket agar tak terlacak, mengganti kartu SIM, serta menciptakan skenario kecelakaan tunggal demi mengaburkan motif,” kata Sunandi dalam sidang terbuka.

Sunandi juga menyebut bahwa terdakwa pura-pura berduka di depan keluarga korban, padahal sejak awal sudah menentukan waktu, tempat, dan cara menghabisi korban.

Sebelumnya, Oditurat Militer telah menuntut Jumran dengan hukuman penjara seumur hidup serta pemecatan dari dinas militer. Tuntutan tersebut dibacakan pada Rabu (04/06/2025) lalu.

Penasihat hukum terdakwa, Letda Laut (H) Nandung Zefanya Baslius Tanaem, menyatakan akan menyampaikan duplik atau tanggapan akhir terhadap replik Oditur dalam sidang lanjutan pada Rabu (11/06/2025).

Kasus ini menyita perhatian publik, karena melibatkan aparat militer sebagai pelaku dalam pembunuhan terhadap jurnalis sipil.

Kejelasan motif dan kronologi pembunuhan menjadi sorotan penting dalam pembuktian di pengadilan.