Matahari mulai condong ke ufuk barat ketika Presiden Prabowo Subianto tiba di Babelan, Kabupaten Bekasi. Waktu menunjukkan pukul 17.57 WIB, dan genangan air masih menyelimuti sebagian besar permukiman warga.
Banuaterkini.com, BEKASI - Di tengah sisa-sisa banjir yang masih menggenangi jalanan, Kepala Negara melangkah masuk, menyapa satu per satu warga yang terdampak.
Tak ada protokoler yang berlebihan, hanya langkah sigap dan empati yang tergambar dari raut wajahnya.
Ditemani Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Prabowo mendekati seorang ibu yang tengah menggendong anaknya di depan rumah.
"Apa yang paling dibutuhkan saat ini, Bu?" tanyanya dengan suara hangat.
Sang ibu, dengan mata sedikit berkaca-kaca, menjawab lirih,
"Makanan, Pak, dan air bersih."
Tak ingin sekadar mendengar, Presiden segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Kepala Badan Gizi Nasional (BGN).
Dalam percakapan singkat namun tegas, ia memastikan agar bantuan makanan dan air bersih segera didistribusikan ke Babelan.
"Pastikan bantuan tiba malam ini juga. Warga sangat membutuhkan," ujarnya dengan nada penuh ketegasan.
Beberapa kardus berisi makanan dan air mineral pun segera dibagikan kepada warga.
Di tengah kesibukan itu, terdengar lantunan azan magrib yang menandai waktu berbuka puasa.
Prabowo yang masih berada di salah satu rumah warga, spontan menerima ajakan berbuka bersama di tempat itu.
Dengan hidangan sederhana—nasi, sayur, dan beberapa potong gorengan—Presiden duduk bersila bersama warga.
Tanpa jarak, ia menyendok makanan dengan lahap, seolah berbagi rasa dengan mereka yang tengah dilanda cobaan.
"Ini ujian buat kita semua, tapi kita harus tetap kuat dan saling membantu," ucapnya di sela-sela santapan.
Suasana haru terasa kental. Anak-anak sesekali melirik ke arah Presiden, mungkin tak menyangka bahwa orang nomor satu di negeri ini duduk berbuka puasa bersama mereka, tanpa jarak dan penuh kehangatan.
Beberapa warga yang lebih tua menyempatkan diri berbincang, menyampaikan harapan agar pemerintah terus hadir dalam setiap musibah yang mereka hadapi.
Tak hanya memberikan bantuan dan dukungan moral, Prabowo juga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk terus memantau kondisi warga serta memastikan distribusi bantuan berjalan lancar.
"Kami tidak akan tinggal diam. Banjir ini harus dikelola dengan lebih baik, dan kita akan terus mencari solusi agar ke depan tidak terulang lagi," tegasnya.
Malam mulai turun, dan setelah memastikan kondisi warga, Presiden berpamitan.
Langkahnya meninggalkan Babelan disertai harapan, bahwa kehadirannya bukan sekadar seremonial, melainkan wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap rakyatnya.
Di balik bencana, ada secercah harapan—dan hari itu, harapan itu datang dalam wujud kebersamaan di meja berbuka yang sederhana.
Dengan penambahan momen penting ini, narasi berita menjadi lebih komprehensif dan menekankan tindakan nyata Presiden dalam memastikan bantuan bagi warga terdampak banjir.