Langit di atas Desa Sungai Cuka, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, pada Minggu (23/03/2025) siang menjelang petang tak menentu, kadang panas terik, namun tiba-tiba berubah jadi gelap.
Banuaterkini.com, KINTAP, TANAH LAUT - Hujan gerimis mulai turun, namun di pinggir jalan, sekelompok mahasiswa berseragam almamater tampak sibuk.
Di tangan mereka, kantong-kantong berisi makanan dan minuman tertata rapi, siap diberikan kepada siapa pun yang melintas. Hari itu, semangat berbagi tak tergoyahkan oleh cuaca.
Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE) tengah menjalankan aksi sosial berbagi 400 paket takjil kepada masyarakat sekitar.
Di antara mereka, Djunaidi, mahasiswa Program Studi PGSD semester II, tak bisa menyembunyikan kebahagiannya.
“Dari awal Ramadhan, kami bertekad ingin berbagi. Kami kumpulkan dana sedikit demi sedikit, kadang dari uang jajan, kadang dari donasi teman-teman. Tak disangka, kami berhasil menyiapkan 400 takjil,” ujarnya penuh semangat.
Seorang pria paruh baya, Ahmad, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek, tersenyum haru saat menerima paket takjil.
Sambil membonceng istri dan anaknya yang masih belia tak henti dia bergumam sambil mengucapkan terima kasih dan pujian kepada Tuhan dengan suara lirih.
“Alhamdulillah, berkah sekali. Kadang kalau lagi sepi penumpang, saya tidak sempat beli makanan untuk berbuka. Ini sangat membantu,” katanya dengan mata berbinar, diiringi senyum istri dan anaknya.
Tak jauh dari sana, seorang ibu dengan anak kecil di gendongannya ikut menerima paket.
“Senang sekali ada mahasiswa yang peduli. Kecil bagi mereka, tapi besar bagi kami,” ungkapnya penuh syukur.
Bagi mahasiswa UNUKASE, momen ini lebih dari sekadar berbagi makanan—ini adalah cara mereka mendekatkan diri dengan masyarakat dan belajar tentang arti ketulusan.
“Kami belajar bahwa berbagi itu bukan soal seberapa banyak, tetapi seberapa ikhlas. Melihat mereka tersenyum, rasanya semua lelah hilang,” ujar Devi Irawati, mahasiswa PGSD semester IV yang turut serta dalam aksi sosial ini.
Meski cuaca tak menentu, bahkan saat hujan turun mulai deras, mahasiswa bergegas mengenakan jas hujan seadanya.
Beberapa di antara mereka berlindung di bawah pohon, tetapi tetap berusaha membagikan takjil kepada pengendara yang melintas.
Meski pakaian yang dikenakan terlihat basah campuran keringat dan guyuran hujan, tak ada keluhan di wajah mereka.
"Kami sudah berniat berbagi, jadi hujan pun bukan alasan untuk berhenti,” kata salah satu mahasiswa sambil tersenyum.
Aksi sosial ini pun berakhir dengan penuh kebahagiaan. Dalam kehangatan Ramadhan, mereka pulang dengan hati yang lebih lapang, membawa pelajaran berharga tentang kepedulian dan kebersamaan.
Mahasiswa UNUKASE berharap semangat berbagi ini terus berlanjut, tak hanya di bulan suci, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Indahnya berbagai.