Membaca Peluang Lahan Basah sebagai Sumber Ekonomi Masyarakat Desa

Redaksi - Jumat, 18 November 2022 | 09:58 WIB

Post View : 47

Menurut data Global Wetlands Version 3, total lahan basah Kalimantan Selatan mendapai 1.194.471,98 hektare, atau 32,39% dari total luas daratan Kalimantan Selatan. Foto: Banuaterkini/Khairu Rizki Rahmatullah.

Lahan basah memiliki dua definisi. Satu pemahaman tentang lahan basah alami dan pemahaman lain tentang lahan basah buatan. Lahan basah alami adalah area yang selalu atau sebagian besar waktu basah karena drainase yang buruk.

Keadaan ini terjadi karena iklim lembab dikaitkan dengan letak lahan dengan energi potensial rendah (lowerelevation) atau geometri lahan berupa cekungan reservoir. Lahan basah didefinisikan sebagai lahan atau daerah dengan kelembaban tanah yang tinggi. Seperti dataran pasang surut dan rawa.

Lahan basah buatan adalah lahan yang sengaja dirancang untuk menahan air, agar tanah tetap lembab atau untuk menahan air di permukaan tanah selama jangka waktu tertentu. Karena teknik ini biasa digunakan untuk menanam padi, lahan basah buatan setara dengan sawah.

Lahan basah yang direkayasa tidak terbatas pada kondisi iklim atau lanskap tertentu. Beberapa orang mengaitkan istilah lahan basah dengan kekhasan jenis tanah yang terbentuk dan organisme alami yang tumbuh subur di lingkungan tersebut.

Dengan kata lain, jika lahan basah atau kejenuhan air merupakan faktor utama dalam perkembangan tanah dan keanekaragaman komunitas tumbuhan dan hewan yang menghuni daerah tersebut, maka lahan tersebut disebut lahan basah (Guthrie, 1985; Moorman & van de Wetering, 1985).

Lalu, pertanyaan mendasarnya adalah bagaimana lahan basah dapat menjadi salah satu peluang meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat?

Model Penelitian

Penulis melakukan penelitian di 3 titik lokasi 3 surbei yaitu di Kecamatan Candi Laras, Mandastana dan Alalak. Lokasi penelitian berspesialisasi pada lahan basah rawa, gambut , anak sungai, dan sungai. Ruas ini dibagi berdasarkan batas administrasi lingkungan dan batas wilayah. Selain itu, segmen ini berfokus pada lahan basah rawa, gambut, anak sungai, dan sungai, karena segmen ini dirancang untuk memfasilitasi cakupan penelitian.

Modelpenelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif dan kualitatif. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran secara rinci fenomena yang ada sesuai dengan penjelasan dan fakta lapangan yang ditemukan.

Koleksi data penulis lakukan dengan metode survei lokasi langsung sebagai data utama, sedangkan data penunjang atau sekunder penulis peroleh dari studi literatur atau kepustakaan.

Halaman:
Baca Juga :  In Memoriam Dr Muhammad, Aktivis Pejuang yang Humanis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev