Lansia Juga Perlu Kecakapan Digital, Artis Senior Titiek Puspa Contohnya

Banuaterkini.com - Minggu, 5 Juni 2022 | 01:16 WIB

Post View : 1


Peringatan Hari Lansia 2022 yang dilaksanakan oleh Mafindo bekerjasama dengan Pemkab Wonosobo. Ft. instagram @santi.indraastuti.

Redaktur: Ghazali R/M/DQ

Data BPS 2021 mencatat jumlah lansia di Indonesia mencapai 31 juta orang. Lansia terbanyak berada di Jawa Timur, Jawa Barat, disusul Jawa Tengah. Ini modal SDM yang luarbiasa karena mereka sebagian besar masih produktif dan nggak kalah cerdas dibandingkan yang muda! Dan, juga nggak kalah bugar!

Wonosobo, Banuaterkini.com - Nggak percaya? Itulah pengalaman yang dirasakan seorang pegiat literasi digital, Santi Indra Astuti, ketika berhadapan dengan lebih dari 250 lansia di Wonosobo sejak pagi sampai siang harinya.

"Ga nyangka aja, lansia punya energi yang gak kalah dengan anak muda," aku Santi yang juga Dosen Komunikasi Universitas Islam Bandung seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya, Sabtu (04/06/22).

Dikatakannya, para lansia sejak senam pagi sampai Pelantikan Duta Lansia Digital, terlihat masih semangat.

Santi juga menuturkan perasaan bangga dan gembira luar biasa, karena dalam acara yang sama hadir sebagai salah satu pembicara adalah artis senior Titiek Puspa.

"Berasa mimpi bawain talk show dengan pembicara Eyang Titiek Puspa. Seniman legendaris yang 5 bulan lagi berusia 85 tahun, masih segar ingatannya, bugar tubuhnya, dan fresh bangettt air mukanyaaa... Alhamdulillah dapat rejeki nasihat berharga dari Eyang Titiek dan bu Maya Rosida, penggerak perempuan, pengusaha dan aktivis lansia yang multitalenta," tutur Santi dengan sumringah.

Diceritakannya, meskipun sudah tak muda lagi, Eyang Titiek dan narasumber yang rata-rata sudah berumur di atas kepala 5 itu, menularkan semangat untuk terus semangat belajar.

"Kata beliau-beliau ini, sekolah itu nggak ada batasannya. Dari buaian sampai ke liang lahat. Jadi, biar udah lansia, belajar jalan terus. Apalagi untuk mengadaptasi perubahan di sekitar kita," ujar Santi menirukan ucapakan para lansia yang hadir bersamanya sebagai narasumber.

Lalu, di era digital ini, bagaimana tuh nasib para lansia? Bagaimana menyikapi perkembangan teknologi telepon pintar yang sudah semakin canggih seperti sekarang ini? Jawabannya adalah belajar beradaptasi dan menyesuaikan diri. Kecakapan digital itu bisa dikuasai. Bisa dipelajari. Jadi para lansia juga harus memiliki kemampuan menggunakan aplikasi digital, ya kudu bisa berselancar juga di dunia maya.

"Lansia mah, masih bisa berdaya," sambung Santi dengan logat Sundanya yang kental.

Terus, bagaimana mengatasi tantangan dunia digital? Jawabannya adalah dengan mempertahankan nilai-nilai, bangun karakter. Pilih yang baik--baik. Abaikan informasi apapun yang buruk, tinggal kan, sembunyikan, jangan malah dibagikan.

"Gunakan media digital termasuk media sosial untuk kebaikan, untuk ngangsu kawruh. Jangan gampang terbakar emosi oleh informasi yang belum jelas sumbernya, nggak usah ikut-ikutan menurutkan perasaan hati. Pelihara akal sehat. Dan, ingat selalu yang di kanan kiri. Banyak orang kesusahan. Negara kesusahan. Saling bantu, jangan malah pamer melulu," pesan Santi lagi.

Santi menceritakan bagaimana Eyang Titiek mencontohkan cara cerdas menggunakan media digital.

Halaman:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev