Ditambahkan Naida, gerakan seni dan atraksi api ini memiliki filosofi yang sangat mendalam, yaitu untuk membangkitkan imajinasi masyarakat mengenai proses penciptaan teknologi energi.
“Meskipun dulu masih tradisional, lalu dimodifikasi dalam bentuk mances atau korek api. Damar sudah banyak di lupakan. Padahal damar banyak manfaatnya utk parapin, menambal kapal dak upacara adat,” ujarnya bersemangat.
Melalui Komunitas Sastra Ambin Batang yang dia pimpin, tutur Naida, dirinya bersama penggiat kebudayaan setempat, berusaha untuk selalu menggali keanekaragaman hayati dan kaitannya dengan seni budaya sastra.
“Rencananya seni tari inu akan terus digiatkan di Ambin Batang,” jelas Naida lagi.
Komunitas Ambin Batang yang beralamat di Depot Nansarunai yang berlokasi di Jl. Veteran Komp Halim seberang SMPN 7, Banjarmasin ini memang selalu ramai dengan kegiatan kebudayaan.
Diakui Naida, rencananya acil api atau si ‘Ratu Api’ akan tampil memeriahkan rangkaian acara Festival Budaya Kongres Borneo Raya yang diselenggarakan awal Juni 2022.
Selain kalangan milenial dan masyarakat umum, hadir malam ini tokoh masyarakat dari RT 28 Komplek Halim, para orang tua dan seniman Dayak Maayan, Yovie dari Tamiang Layang, Kalimantan Tengah.