Android Rentan Dibobol, Pakar Ungkap Bahayanya

Redaksi - Senin, 14 April 2025 | 12:16 WIB

Post View : 23

ILUSTRASI: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengingatkan pengguna android untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman digital. (BANUATERKINI @2025/Ariel)

Sistem operasi Android kembali menjadi sorotan usai terungkapnya celah keamanan serius yang memungkinkan perangkat dibobol tanpa sepengetahuan pengguna.

Banuaterkini.com, BANDAR LAMPUNG - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) merespons cepat dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor 31 Tahun 2025 guna meningkatkan kewaspadaan publik terhadap potensi ancaman digital tersebut.

Pembaruan keamanan dari Google ini menambal 62 kerentanan dalam sistem Android, termasuk empat celah kritis, dua di antaranya telah dieksploitasi secara aktif di dunia nyata.

Salah satu celah yang disorot adalah CVE-2024-53197, kerentanan dalam driver USB-audio yang memungkinkan peretas mencuri informasi sensitif dan mendapatkan akses sistem penuh tanpa interaksi pengguna.

Yang mengkhawatirkan, salah satu eksploitasi ini dilaporkan digunakan oleh otoritas keamanan Serbia menggunakan perangkat forensik Cellebrite untuk meretas ponsel milik aktivis, menurut laporan Amnesty International.

Pakar digital forensik dan AI serta Rektor Institut Teknologi Bisnis dan Bahasa Dian Cipta Cendikia Kota Bandar Lampung, Dr. H.M. Syaukani, ST, SH, M.CS, M.Kom. (BANUATERKINI/BSSN/Istimewa)

Menanggapi situasi ini, pakar digital forensik dan Rektor Institut Teknologi Bisnis dan Bahasa Dian Cipta Cendikia Kota Bandar Lampung, Syaukani, menegaskan bahwa celah semacam ini bukan lagi sekadar skenario teknis, melainkan sudah digunakan untuk tujuan represif.

“Ini bukan ancaman teoritis. Jika alat forensik seperti Cellebrite disalahgunakan, maka privasi individu bisa benar-benar hancur. Perlindungan hak digital kini jadi isu yang tak terpisahkan dari keamanan siber,” ungkap Syaukani.

Sebagai langkah mitigasi, BSSN mengimbau seluruh pengguna Android untuk segera memperbarui sistem operasi perangkat mereka ke versi terbaru.

Hal ini penting untuk menutup celah keamanan yang telah ditemukan.

Selain itu, masyarakat diingatkan agar hanya mengunduh aplikasi dari toko resmi seperti Google Play Store guna menghindari potensi aplikasi berbahaya.

BSSN juga memperingatkan pengguna untuk tidak menggunakan aplikasi bajakan karena berisiko tinggi membawa malware yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.

Kewaspadaan terhadap upaya penipuan digital atau phishing juga menjadi perhatian utama, mengingat banyak serangan siber diawali dari tautan atau pesan yang tampak meyakinkan namun berbahaya.

Sebagai bentuk perlindungan tambahan, BSSN merekomendasikan pemasangan antivirus pada perangkat Android untuk membantu mendeteksi ancaman sejak dini sebelum berdampak lebih luas pada data dan privasi pengguna

Syaukani juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta dalam menghadapi ancaman siber modern.

“Celah seperti ini menunjukkan bahwa sistem digital bisa diretas, tapi celah terbesar sering kali adalah kelalaian manusia. Edukasi keamanan digital harus dimulai sejak dini,” tambahnya.

Ia memperingatkan bahwa perangkat sah seperti Cellebrite dapat menjadi senjata berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah.

“Kita butuh lebih dari sekadar teknologi canggih. Yang lebih penting adalah kesadaran kolektif untuk menjaga keamanan dan privasi digital,” tegasnya.

Dengan langkah sigap dari BSSN dan dukungan para pakar, diharapkan masyarakat Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan siber yang terus berkembang.

Laporan: Ahmad Kusairi
Editor: Ghazali Rahman
Copyright @Banuaterkini 2025

Halaman:
Baca Juga :  Mantan Karyawan OpenAI, Suchir Balaji, Tewas Usai Bongkar Pelanggaran Hak Cipta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev