Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengambil langkah tegas terhadap sekolah-sekolah yang mengabaikan imbauan larangan study tour. Sebanyak 111 SMA dan 22 SMK yang tetap melaksanakan kegiatan tersebut kini dalam evaluasi pemerintah provinsi.
Banuaterkini.com, BANDUNG - Dedi Mulyadi menyatakan, pihaknya telah menginstruksikan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Inspektorat untuk menelaah pelanggaran yang dilakukan oleh sekolah-sekolah yang tidak mengindahkan surat edaran gubernur.
Bahkan, sanksi tegas siap dijatuhkan kepada kepala sekolah yang terbukti melanggar.
"Kami tidak segan untuk memberhentikan sementara atau bahkan permanen kepala sekolah yang tidak mematuhi kebijakan ini," tegas Dedi saat dihubungi pada Rabu (26/02/2025).
Menurut Dedi, kebijakan larangan study tour bukan tanpa alasan. Pemprov Jabar setiap tahunnya menggelontorkan anggaran besar untuk pendidikan, sehingga ia menilai penggunaan dana pribadi siswa untuk perjalanan wisata tidak selaras dengan kebijakan pemerintah.
Selain itu, Dedi mempertanyakan alasan sekolah-sekolah yang mengadakan studi industri ke luar Jawa Barat.
Ia menekankan bahwa Jawa Barat memiliki kawasan industri yang cukup besar dan lengkap, sehingga seharusnya siswa tidak perlu pergi ke daerah lain untuk belajar tentang industri.
"Kan aneh, industri banyak di Jawa Barat, tetapi siswa malah pergi ke luar daerah untuk studi industri. Seharusnya kita manfaatkan potensi yang ada di daerah sendiri," ujarnya.
Ia juga menyoroti kemungkinan adanya kepentingan pribadi dari oknum guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan study tour ini.
Dedi berharap kebijakan ini dapat mencegah pemborosan dan membangun sistem pendidikan yang lebih baik di Jawa Barat.