Pakar Antropologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Nasrullah, mengkritik rencana Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Barito Kuala (Batola) yang hanya berencana menggelar satu kali debat kandidat pada Pilkada 2024 mendatang.

Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Menurutnya, dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman tiga pasangan calon, debat idealnya digelar minimal tiga kali untuk memberikan ruang bagi masyarakat menilai kemampuan dan visi calon bupati secara lebih menyeluruh. 

"Tiga pasangan calon bupati Batola, yakni Mujiyat - Fahrin Nizar, Rahmadiannor - Sumardji, dan Bahrul Ilmi - Herman Susilo, memiliki latar belakang pendidikan hingga tingkat S3 serta pengalaman sebagai birokrat, politisi, dan pengusaha. Melaksanakan debat hanya sekali akan merendahkan martabat dan kemampuan mereka," ujar Nasrullah dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (16/09/2024).

Ia menekankan, debat tiga kali merupakan bentuk penghargaan bagi kompetensi para calon serta menjadi cara untuk memperbaiki kualitas Pilkada Batola.

Menurut Nasrullah yang sekarang sedang menyelesaikan program Doktoral Antropologi di Universitas Gadjah Mada ini, debat lebih dari satu kali sangat penting karena dapat menggeser politik elektoral dari yang bersifat transaksional menuju paparan visi-misi yang jelas.

Dia katakan, melalui debat yang dilakukan berkali-kali, masyarakat bisa melihat kemampuan retorika, ide, dan pemikiran kritis yang biasanya hanya terlihat di televisi dari politisi nasional.

"Putra-putra terbaik Barito Kuala juga mampu memberikan tontonan debat yang berkualitas," tambahnya.

Ia juga mendorong KPUD Batola merancang format debat yang tidak hanya berfokus pada menang-kalah, tetapi lebih kepada penyampaian gagasan yang bisa menarik simpati masyarakat.

Nasrullah menegaskan, jika debat hanya dilakukan sekali, itu hanyalah formalitas belaka, sedangkan tiga kali debat akan menjadi bukti nyata dari kualitas para calon dalam memimpin Kabupaten Barito Kuala di masa mendatang.