Anggota Komisi III DPR RI, Rikwanto, menegaskan bahwa upaya pemberantasan narkoba di Indonesia tidak akan efektif jika hanya fokus pada memutus rantai suplai tanpa menekan permintaan konsumsi.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Rikwanto menyampaikan hal ini dalam Rapat Kerja bersama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di Gedung DPR RI, Kamis (23/01/2024).
“Kuncinya adalah menekan permintaan, bukan hanya fokus pada memutus rantai suplai. Dengan demikian, peredaran narkoba dapat diatasi,” ujar Rikwanto.
Menurutnya, tingginya konsumsi narkoba di Indonesia menjadikan negara ini sebagai target utama penyelundupan oleh jaringan narkoba internasional.
Rikwanto menyoroti bahwa selama permintaan narkoba tetap tinggi, para bandar internasional akan terus mencari cara untuk memasukkan barang haram tersebut ke Indonesia.
“Mau dibatasi dengan cara apa pun, mereka akan terus menggelontorkan narkoba melalui berbagai jalur, cara, dan modus agar sampai ke pasar Indonesia,” tegas politisi Fraksi Golkar tersebut.
Ia mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyebab tingginya permintaan narkoba di dalam negeri.
Mantan Kapolda Kalsel ini menekankan bahwa solusi untuk mengatasi darurat narkoba harus mencakup langkah preventif, penegakan hukum, hingga rehabilitasi secara berkesinambungan dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
“Komposisi anggaran juga perlu disesuaikan untuk menekan permintaan narkoba. Kita harus menciptakan situasi di mana masyarakat enggan membeli narkoba. Jika tidak ada permintaan, suplai pun akan berhenti,” jelasnya.