Dunia pers Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali berduka. Salah satu jurnalis senior yang telah mengabdi puluhan tahun, Amir Hamzah, berpulang setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin, Minggu (27/05/2025) siang.
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Kabar duka ini begitu mengejutkan banyak pihak, terutama sahabat dekatnya, pengacara senior Fauzan Ramon.
"Assalamualaikum om. Abah meninggal dunia dirumah sakit sekarang sudah berada di kediaman," begitu pesan singkat yang diterimanya dari anak almarhum Amir Hamzah.
Fauzan seolah tak bisa mempercayai kenyataan itu. Kepada jurnalis Banuaterkini.com Ahmad Kusairi, Fauzan menuturkan kenangannya bersama sosok sahabatnya itu.
Dosen Hukum Pidana STIHSA Banjarmasin ini menyebut Amir Hamzah tak hanya pribadi yang baik, ia adalah seorang jurnalis beretika, sekaligus teman sejati yang penuh integritas.
Amir Hamzah, bagi mereka yang mengenalnya, bukan sekadar nama besar dalam dunia pers.
Ia adalah sosok yang tegas, beretika, dan mengedepankan kebenaran di setiap tulisan yang dihasilkannya.
Selama lebih dari tiga dekade, Amir menjadi salah satu pilar utama di Harian Kalimantan Post, memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan jurnalistik di Banjarmasin dan Kalimantan Selatan.
Namun, bagi Fauzan Ramon, sahabatnya yang telah lama mengenal Amir sejak masa kuliah di Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat sekitar tahun 90-an, kepergian Amir adalah kehilangan yang jauh lebih pribadi.
“Baru beberapa waktu lalu kami masih sempat bertemu, rasanya sulit percaya beliau pergi secepat ini,” ujar Fauzan dengan suara bergetar, mengenang sahabat yang telah menjadi bagian dari hidupnya.
Bagi Fauzan, kehilangan Amir bukan hanya duka bagi dunia jurnalistik, tetapi juga bagi dunia persahabatan yang telah terjalin lama.
Fauzan mengenang saat-saat pertama kali bertemu dengan Amir, di mana keduanya berjuang bersama menghadapi segala tantangan di kampus.
“Kami berdua satu angkatan di FH ULM, dan meskipun kampus masih sangat ketat dengan aturan, Amir selalu menjadi sosok yang tegas, namun penuh kompromi dalam menghadapi aturan yang tidak sepenuhnya ia setujui,” kenang Fauzan.
Salah satu kenangan yang selalu diingat Fauzan adalah saat mereka berdua menjadi sasaran perpeloncoan di kampus.
Saat itu, keduanya bersama mahasiswa baru diminta oleh senior untuk memotong rambut dengan model tertentu yang dianggap tidak sesuai dengan preferensi mereka.
Fauzan adalah satu-satunya yang menentang aturan tersebut, sementara Amir memilih untuk berkompromi, mengikuti perintah meskipun merasa tidak setuju.
"Itulah Amir, lebih memilih jalan yang damai meski tidak selalu sepakat dengan aturan," ungkap Ketua Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat ini.
Keputusan Amir untuk selalu memilih jalur yang beretika dan mengutamakan kebenaran juga tercermin dalam dunia jurnalisme yang digelutinya.
Fauzan mengungkapkan, meski dunia pers sering kali dihadapkan dengan godaan-godaan untuk menulis berita yang menguntungkan pihak tertentu dengan imbalan materi, Amir tetap teguh pada prinsipnya.
“Saya tahu banyak tawaran yang datang kepada Amir untuk tidak memberitakan tokoh tertentu dengan imbalan uang, tetapi ia selalu menolaknya dengan halus. Amir adalah sosok yang menjaga integritas dan berkomitmen pada fakta,” ungkap Fauzan.
Amir Hamzah dikenal sebagai jurnalis yang tak hanya memegang teguh etika dalam pekerjaannya, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Fauzan mengenang bagaimana mereka sering berdiskusi tentang berbagai isu hukum, baik dalam konteks profesional maupun pribadi.
Bagi Fauzan, Amir bukan hanya seorang rekan sejawat, tetapi seorang teman yang bisa diajak berbicara tentang segala hal.
"Dia selalu hadir dalam diskusi, berbagi pengalaman, dan membuat setiap pertemuan lebih bermakna. Amir adalah jurnalis yang sangat manusiawi dan tetap rendah hati," ujar Fauzan dengan senyum tipis.
Ketika mengetahui kabar bahwa Amir sedang dirawat, Fauzan merasa cemas, tetapi ia tetap berharap yang terbaik.
Ia ingat dengan jelas, betapa terakhir kali mereka bertemu dalam acara buka puasa bersama Ikatan Keluarga Alumni FH ULM beberapa waktu lalu.
Meskipun tubuh Amir tampak lebih lemah dari biasanya, semangatnya untuk terus berbagi dan terlibat dalam komunitas tetap tak tergoyahkan.
Kini, setelah kepergiannya, Amir Hamzah dimakamkan di pemakaman keluarga, dekat dengan makam ibunya di depan Masjid Jami Gusti Galuh.
Meski jasadnya telah tiada, namun kenangan dan warisan moral yang ditinggalkannya akan tetap hidup dalam setiap langkah sahabat, keluarga, dan rekan-rekannya.
"Saya kehilangan sahabat yang luar biasa. Selamat jalan, sahabatku Amir Hamzah. Semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT, dan engkau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," ujar Fauzan dengan penuh haru, menutup kenangan akan seorang sahabat yang telah berjuang sepenuh hati dalam dunia jurnalistik dan persahabatan.
Hari ini Senin (28/04/2025) sekitar pukul 13.00 WITA, usai dishalatkan di Masjid Jami Sungai Jingah Banjarmasin, disaksikan sejumlah kolega sesama wartawan, pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Banjarmasin, sahabat semasa kuliah dan masyarakat di lingkungan rumahnya, Amir Hamzah menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
Kepergian Amir Hamzah, sosok yang selalu menjaga integritas dan berprinsip kuat, meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang.
Namun, warisan etika dan keberanian dalam menjalankan tugas jurnalistik akan terus dikenang dan dijadikan panutan bagi generasi jurnalis berikutnya.