Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Eddy Soeparno, menegaskan pentingnya pembangunan Pembangkit Sampah Energi Listrik (PSEL) di Balikpapan untuk mengatasi timbunan sampah harian yang mencapai sekitar 500 ton per hari.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Dukungan ini disampaikan usai pertemuan resmi dengan Wali Kota Balikpapan, Rahmat Mas’ud, di Balai Kota, Jumat (19/09/2025).
Menurut Eddy, Balikpapan belum masuk dalam daftar revisi Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengelolaan sampah yang sedang difinalisasi pemerintah pusat.
Padahal, menurutnya, kota ini sangat layak memperoleh prioritas pembangunan PSEL karena produksinya sudah jauh melampaui kapasitas TPA yang ada.
Ia berjanji akan menyuarakan aspirasi tersebut ke kementerian terkait agar Balikpapan segera diakomodasi dalam kebijakan nasional.
Eddy menargetkan pembangunan PSEL di 33 lokasi seluruh Indonesia akan mampu mengurangi 60 hingga 70 persen timbunan sampah nasional pada tahun 2028.
Ia menegaskan, kota dengan kapasitas sampah di bawah 1.000 ton per hari tetap bisa menerapkan teknologi waste-to-energy dengan menyesuaikan skala kebutuhan.
Namun, Pemerintah Kota Balikpapan masih menghadapi kendala teknis. Syarat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengharuskan pasokan minimal 2.000 ton sampah per hari untuk bisa masuk program PSEL.
Sementara itu, produksi sampah Balikpapan rata-rata hanya 550 ton per hari, sehingga berisiko tidak memenuhi kriteria.
Sebagai alternatif, Pemkot tengah menyiapkan opsi lain seperti pengolahan berbasis Refuse-Derived Fuel (RDF), Solid Recovered Fuel (SRF), hingga pirolisis.
Selain itu, penguatan program bank sampah dan TPST terus digencarkan untuk mengurangi beban TPA sekaligus meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya.
Eddy menegaskan dukungan legislatif di tingkat pusat dan daerah menjadi kunci agar proyek ini bisa terealisasi.
“Kami akan membawa persoalan ini ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kemenko Pangan, agar Balikpapan tidak tertinggal dalam program strategis nasional,” ujarnya.