Mengulur Naga Puncaki Ritual Sakral Erau Kutai 2025

Redaksi - Minggu, 28 September 2025 | 19:08 WIB

Post View : 7

Warga adat Kutai mengusung replika naga dalam ritual sakral Mengulur Naga pada puncak Erau 2025 di Tenggarong, Kalimantan Timur. (BANUATERKINI/Antara)

Ritual Mengulur Naga menjadi puncak kemeriahan sekaligus momen sakral dalam penutupan Erau Adat Kutai 2025 di Tenggarong, Kalimantan Timur, Minggu (28/09/2025).

Banuaterkini.com, TENGGARONG — Ribuan warga dan wisatawan memadati tepian Sungai Mahakam untuk menyaksikan prosesi adat yang diwariskan turun-temurun sejak masa Kesultanan Kutai.

Dalam prosesi ini, dua replika naga, disebut Naga Laki dan Naga Bini, dibawa dari Keraton Kutai menuju perahu yang mengarungi Sungai Mahakam hingga kawasan Kutai Lama.

Sepanjang perjalanan, rombongan adat berhenti di sejumlah titik untuk melaksanakan ritual yang dipimpin oleh para belian (lelaki spiritual) dan dewa (perempuan spiritual).

Mereka dipercaya menjadi perantara komunikasi dengan roh leluhur serta penjaga harmoni alam.

Setibanya di Kutai Lama, perahu yang membawa replika naga berputar tujuh kali di tengah sungai sebelum merapat ke tepian.

Bagian kepala dan ekor naga dibawa kembali ke Keraton, sementara badan naga dilabuhkan ke sungai.

Tradisi ini melambangkan pelepasan unsur jahat dan permohonan berkah agar masyarakat terlindungi dari mara bahaya.

Warga pun berebut kain perca dari badan naga yang diyakini membawa keberuntungan dan doa keselamatan.

Ritual Mengulur Naga berakar dari legenda Putri Karang Melenu dan kelahiran Aji Batara Agung Dewa Sakti, raja pertama Kutai Kartanegara.

Dalam tradisi masyarakat, naga dipandang sebagai makhluk sakral yang menjaga keseimbangan antara manusia, leluhur, dan alam.

Tak heran, setiap penyelenggaraan ritual ini selalu menyedot perhatian tidak hanya masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara.

Erau sendiri telah masuk dalam kalender pariwisata nasional dan menjadi ikon budaya Kalimantan Timur.

Perpaduan antara ritual sakral dan festival budaya menghadirkan daya tarik tersendiri.

Pemerintah daerah bersama tokoh adat menegaskan pentingnya menjaga keaslian prosesi di tengah geliat wisata, sehingga nilai spiritual dan budaya tetap terpelihara.

Penutupan Erau 2025 melalui ritual Mengulur Naga ini menjadi pengingat bahwa tradisi tidak hanya warisan masa lalu, tetapi juga fondasi identitas dan kearifan lokal yang harus dijaga di tengah modernisasi.

Laporan: Ahmad Kusairi
Editor: Ghazali Rahman
Copyright @Banuaterkini 2025

Halaman:
Baca Juga :  Di Kaltim Terdeteksi 169 Titik Panas, BMKG: Semua Pihak Segera Lakukan Penanganan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev