Banuaterkini.com menyoroti peringatan dini BMKG terkait potensi kekeringan ekstrem di Buleleng, Bali Utara. Kondisi ini diharapkan menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan warga untuk memperkuat langkah mitigasi.

Banuaterkini.com, BULELENG – Warga Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali, diimbau meningkatkan kewaspadaan menyusul peringatan dini BMKG tentang potensi kekeringan ekstrem yang melanda wilayah tersebut.

Berdasarkan pemantauan Stasiun Klimatologi Bali, tak ada hujan turun lebih dari dua bulan terakhir.

Dikutip dari Antara, Kepala Stasiun Klimatologi Bali, Aminudin Ar Roniri, menyebutkan Tejakula kini masuk status awas kekeringan karena curah hujan sangat rendah.

“Wilayah ini berpotensi kekeringan ekstrem dengan curah hujan di bawah 20 milimeter per dasarian,” katanya di Denpasar, Sabtu (11/10/2025).

BMKG menilai kondisi ini merupakan bentuk kekeringan meteorologis, atau kekeringan akibat panjangnya musim kemarau dan minimnya curah hujan.

Wilayah tetangga seperti Kecamatan Kubu di Karangasem juga masuk kategori siaga kekeringan.

Meski begitu, Aminudin memastikan situasi tidak akan berlarut.

“Kami perkirakan awal musim hujan akan mulai masuk Desember 2025, didahului hujan ringan hingga sedang,” jelasnya.

BMKG juga memproyeksikan puncak musim hujan di Bali akan terjadi antara Januari hingga Februari 2026, dengan sebagian besar wilayah mencapai curah hujan maksimum pada Februari.

Dengan kondisi ini, warga diimbau hemat air dan menjaga sumber daya lokal agar tidak mengalami krisis selama masa kering berlangsung.