Laporan: Misbad
Sejumlah warga sepanjang jalan alternatif Marabahan - Margasari mengeluhkan banyaknya titik api yang terjadi di kawasan tersebut beberapa waktu terakhir ini. Ironisnya, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di wialyah tersebut nyaris luput dari perhatian pihak terkait.
Rantau, Banuaterkini.com - Seorang warga yang biasa berdagang di sekitar kawasan Desa Masta Jalan Kelumpang, Kecamatan Margasari, Kabaten Rantau, Siti (56) kepada Banauterkini.com mengaku hanya bisa mengeluh, lantaran peristiwa Karhutla yang terjadi hampir tiap hari di daerah tersebut, tidak mendapatkan tindakan apapun dari pihak terkait.
"Masalahnya, tiap hari ada saja kebakaran lahan di daerah sini, palak yang menyebabkan mata pedih karena asap bekas kebakaran dan kalalatu yang bertebaran," aku Siti yang biasa berdagang Es Laang di kawasan tersebut, Senin (04/09/2023).
Dikatakan Siti yang biasa berjualan ditemani sang suami, Arman, jadi terbiasa dengan pemandangan karhutla di kawasan tersebut.
Dituturkannya, ada saja tiap hari lahan yang terbakar, tetapi dia juga tidak terlalu memperhatikan apakah kebakaran lahan tersebut disengaja atau karena faktor lain.
"Tau-tau sudah ada lahan yang terbakar. Lihat saja, di sepanjang jalan sini kiri dan kanan bekas kebakaran. Itu juga masih ada yang terbakar," ujar Siti menunjuk lokasi yang tak jauh dari tempat dia berjualan.
Pantauan jurnalis Banuaterkini.com memang sepanjang jalur alternatif Marabahan-Margasari memang terdapat bekas lahan yang terbakar di kiri dan kanan jalan.
Bahkan, saat melintas di kawasan tersebut, jurnalis media ini sempat mengabadikan momen kebakaran lahan yang nyaris tidak ada tindakan dari pihak terkait.