BEM Kalsel Peringati Tragedi Berdarah 23 Mei Lewat Aksi Simbolik

Redaksi - Jumat, 23 Mei 2025 | 21:07 WIB

Post View : 8

Mahasiswa dari berbagai kampus di Kalsel menggelar aksi simbolik bertajuk "Merawat Ingatan" di depan Hotel Arum, Banjarmasin, Kamis (23/5). Aksi ini memperingati 28 tahun Tragedi Jumat Kelabu 23 Mei 1997. (BANUATERKINI/Istimewa)

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan menggelar aksi simbolik bertajuk "Merawat Ingatan" untuk memperingati 28 tahun Tragedi Berdarah 23 Mei.

Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Aksi yang berlangsung damai ini digelar pada Kamis (23/05/2025), sebagai bentuk penghormatan terhadap korban dan pengingat kolektif atas sejarah kelam yang pernah menyelimuti Kota Banjarmasin. 

Dengan titik kumpul di Taman Kamboja pada pukul 14.00 WITA, massa aksi memulai long march menuju depan Hotel Arum, lokasi yang menjadi saksi bisu tragedi Jumat Kelabu 1997.

Aksi ini menjadi refleksi tahunan bagi generasi muda agar tidak melupakan catatan kelam dalam sejarah demokrasi lokal.

Aksi damai ini diwarnai dengan beragam kegiatan, mulai dari mimbar bebas, pembacaan puisi, pertunjukan teatrikal, hingga penaburan bunga sebagai simbol duka mendalam.

Di akhir aksi, para mahasiswa membagikan tangkai bunga mawar kepada masyarakat yang melintas serta meletakkan bunga di atas keranda jenazah, simbol penghormatan kepada para korban tragedi 23 Mei.

Presiden Mahasiswa Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB, Muhammad Anzari, dalam orasinya menyerukan pentingnya menjaga perdamaian dan menolak segala bentuk kekerasan di masa depan.

“Kami tidak ingin kejadian serupa terulang. Kota ini harus menjadi tempat yang aman dan damai bagi semua warganya,” tegasnya di hadapan massa.

Koordinator aksi, Dimas Bara Saputra, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bagian dari upaya kolektif untuk menjaga ingatan publik agar tidak tergerus waktu dan amnesia sejarah.

“Kami ingin masyarakat Banjarmasin terus mengingat luka lama yang pernah terjadi dan mencegahnya agar tidak terulang kembali,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Ketua BEM Sari Mulya, Khotibul Umam, membacakan pernyataan sikap mewakili aliansi mahasiswa.

Ia menekankan pentingnya menolak lupa dan memperkuat persatuan lintas golongan dalam menghadapi tantangan politik identitas.

“Kami menyatakan dua sikap tegas: menolak lupa atas tragedi 23 Mei dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melawan fanatisme dalam berpolitik,” ujar Umam.

Aksi berjalan dengan aman dan tertib. Wakapolresta Banjarmasin, AKBP Arwin Amrih Wientama, menyatakan bahwa 300 personel gabungan dari Polresta dan Polda Kalsel telah dikerahkan untuk pengamanan aksi yang diikuti sekitar 160 peserta.

“Situasi berjalan kondusif dari awal hingga akhir. Ini bukti bahwa aspirasi bisa disampaikan secara damai,” ujarnya.

Aksi simbolik ini menjadi cermin bagi generasi muda bahwa sejarah tidak boleh dilupakan.

Tragedi bukan untuk dikenang sebagai luka semata, tetapi sebagai pelajaran agar masa depan tidak kembali suram.

Melalui aksi ini, mahasiswa Kalimantan Selatan kembali menyuarakan nilai perdamaian dan kesadaran sejarah sebagai pondasi hidup berbangsa.

Laporan: Ahmad Kusairi
Editor: Ghazali Rahman

Halaman:
Baca Juga :  Gelar Forum Konsultasi Publik, DJP Kalselteng Bahas Reformasi Perpajakan di 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev