Belajar Manfaatkan Teknologi Digital Atasi Stunting dari Sumedang

Banuaterkini.com - Rabu, 4 Januari 2023 | 06:15 WIB

Post View : 1

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyampaikan keterangannya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (02/01/2022, usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Foto: BPMI Setpres/Rusman

Laporan: Ariel Subarkah l Editor: Ghazali Rahman

Pemerintah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia diharapkan bisa belajar kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang yang berhasil melakukan percepatan penanganan ganggung tuntumbuh kembang anak atau stunting dengan memanfaatkan teknologi digital. 

Jakarta, Banuaterkini.com - Sepanjang lima tahun terakhir, angka prevalensi stunting di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan cukup tajam dari 32,2 persen pada tahun 2018 menjadi 8,27 di tahun 2022.

Keberhasilan Pemkab Sumedang tersebut karena keberhasilan mereka memanfaatkan teknologi digital melalui sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). 

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan bahwa aplikasi berbasis teknologi yang dinamakan sistem pencegahan stunting terintegrasi (Simpati) turut berkontribusi dalam penanganan stunting di Sumedang.

"Melalui platform tersebut, seluruh pemangku kepentingan mampu memahami cara mengatasi stunting," kata Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (02/01/2023,

Selain itu, menurut Dony, pemangku kepentingan memahami bagaimana menggunakan aplikasi Simpati karena setiap bulan penimbangan balita, posyandu menginput data lingkar kepala, berat badan, tinggi badan, kemudian di setiap desa itu nanti ada berbagai kendalanya.

Dony juga menjelaskan, aplikasi tersebut menyajikan sejumlah data dan informasi yang jelas seperti desa dengan angka prevalensi stunting yang tinggi, data statistik anak yang terkena stunting, hingga penyebab terjadinya stunting di desa tersebut.

Dengan data yang ada, Dony menyampaikan penanganan stunting di setiap desa akan berbeda sesuai dengan kendala yang dihadapi.

“Jadi tiap desa ada kendala, permasalahan stunting yang berbeda-beda, kemudian melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya. Jadi penanganan stunting diintervensi tiap desa berbeda. Inilah bagian dari mengolaborasikan, mengorkrestasikan seluruh komponen yang ada untuk menangani stunting,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dony menuturkan bahwa aplikasi Simpati tersebut selanjutnya akan diberikan kepada pemerintah melalui Kementerian Kesehatan agar dapat direplikasi oleh daerah lain.

Menurutnya, dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi meminta dirinya untuk keliling ke setiap provinsi guna memastikan replikasi tersebut berjalan baik.

“Aplikasinya pun tentunya kita berikan lewat Pak Menkes karena inilah kontribusi, mudah-mudahan, dari Sumedang untuk negara Indonesia, bagaimana kita berkewajiban tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Dony bahkan meyakini bahwa kebijakan, program, dan kegiatan yang dirancang oleh pemerintah harus berdasarkan saintifik dan data untuk selanjutnya dapat dikelola dengan memanfaatkan teknologi digital.

Selain itu, kolaborasi dengan pihak lain juga diperlukan untuk mendukung keberlangsungan program tersebut.

“Di antaranya kami (berkolaborasi) dengan Telkomsel. Seluruh kader posyandu kami dilatih bagaimana dia paham akan stunting dan paham aplikasi dan diberikan smartphone, satu posyandu satu, 1.705 posyandu kami diberikan smartphone, terima kasih kepada Telkomsel. Saya bersyukur atas bantuan tersebut,” kata Bupati Sumedang.

Namun demikian, Dony menyampaikan bahwa pihaknya menghadapi sejumlah tantangan selama proses pelatihan dan pendampingan kepada para kader posyandu.

“Bahkan ketika memulai kami ada call center-nya apa kendala yang ada di lapangan yang bisa langsung disampaikan lewat call center dan nanti dibantu penyelesaiannya,” pungkasnya.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev