Tanah Bumbu Raih Penghargaan Bebas Frambusia, Zairullah: Sebagai Motivasi Tingkatkan Kesehatan Masyarakat

Redaksi - Rabu, 22 Februari 2023 | 20:00 WIB

Post View : 20

Bupati Tanah Bumbu, Zairullah Azhar saat menerima penghargaan sebagai daerah Bebas Frambusia di Jakarta, Selasa (21/02/2023). Foto: Muaz/Rel

Laporan: Muaz l Editor: Ghazali Rahman

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Bumbu (Tanbu) meraih penghargaan sebagai daerah bebas Frambusia oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Bupati Tanbu Zairullah Azhar pada Peringatan Neglected Tropical Diseases (NTD) Sedunia 2023.

Batulicin, Banuaterkini.com - Penyerahan penghargaan Sertifikat Bebas Frambusia itu diberikan oleh Menkes, Budi Gunadi Sadikin kepada Bupati Tanbu Abah HM Zairullah Azhar, Selasa (21/02/2023), di Krakatau Grand Ballroom Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Bupati Zairullah didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Setia Budi dan jajarannya, hadir bersama 103 Bupati Walikota lainnya penerima Sertifikat Bebas Frambusia dan 5 Bupati Walikota penerima Sertifikat Eliminasi Filariasis.

Zairullah mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak terutama jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu yang sudah mampu mewujudkan Bumi Bersujud sebagai daerah bebas Frambusia.

Menurut dia, penghargaan tersebut merupakan bentuk motivasi dan apresiasi atas upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

"Sertifikat ini merupakan bentuk motivasi dan apresiasi atas upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di Tanbu," ujarnya, dalam keterangan pers yang diterima Banuaterkini.com, Rabu 922/02/2023).

Lebih lanjut Zairullah berharap, kedepan status bebas Frambusia akan tetap bertahan dan derajat kesehatan masyarakat Tanbu akan terus meningkat, terutama dengan memelihara lingkungan dan terus menjaga perilaku hidup bersih dan sehat dalam keseharian masyarakat.

Sementara itu, Menkes, Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya menyebutkan penyakit tropis terabaikan atau NDT ditemukan tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh wilayah tropis dunia.

“NTD ini terjadi di daerah tropis di seluruh dunia. Jenisnya ada 20, di Indonesia ada lima, plus yang baru dimasukkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah rabies,” kata Budi Gunadi.

Lima varian penyakit tropis terabaikan di Indonesia itu, yakni kusta, frambusia atau infeksi kulit, filariasis atau kaki gajah, schistosomiasis atau cacingan, dan rabies.

Untuk kusta, Kemenkes menargetkan eliminasi kasus dicapai pada 2030. Sedangkan eliminasi kasus frambusia ditargetkan tercapai pada 2024.

Kemudian untuk penanganan kasus filariasis yang dilaporkan telah berstatus endemis di 236 kabupaten/kota di Indonesia, dilakukan upaya pencegahan berupa pemberian obat secara massal.

Sedangkan untuk schistosomiasis yang kini hanya terdeteksi di wilayah tertentu dan menjadi satu-satunya penyakit yang masih berstatus endemi di Asia Tenggara itu ditargetkan mencapai eliminasi pada 2030.

Lalu untuk kasus rabies di Indonesia masih tersebar di sekitar 26 provinsi, sementara sisanya dinyatakan berstatus bebas rabies.

Peringatan NTD Sedunia 2023 di Indonesia ditandai dengan pemberian penghargaan kepada 108 pejabat di lingkup pemerintah kota/kabupaten di Indonesia atas upaya pengentasan penyakit filariasis dan frambusia di wilayah masing-masing. 

Baca Juga :  Jokowi Resmikan RS Kemenkes Surabaya, Upaya Kurangi Pengobatan ke Luar Negeri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev