Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea melontarkan kritik tajam terhadap mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang belakangan gencar menyuarakan dugaan korupsi di tubuh Pertamina.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Hotman mempertanyakan mengapa Ahok baru bersuara sekarang, padahal ia menjabat sebagai komisaris utama sejak 2019 hingga 2024. Pernyataan ini pun memicu perdebatan panas di tengah masyarakat.
Hotman Paris menyoroti sikap Ahok yang kini mengaku memiliki bukti kuat mengenai dugaan skandal korupsi di Pertamina.
Menurut Hotman, jika Ahok memang mengetahui adanya penyimpangan besar, seharusnya ia membongkar kasus tersebut sejak lama, bukan setelah tidak lagi menjabat sebagai Komisaris Utama.
"Yang membongkar mega korupsi Pertamina bukan Ahok, tapi Kejaksaan Agung. Ahok sama sekali tidak punya peran dalam pengungkapan kasus ini. Justru itu yang saya tanyakan, mengapa selama bertahun-tahun diam? Honor besar, bonus besar, tapi saat mundur baru bicara," ujar Hotman melalui unggahan di media sosialnya.
Sebelumnya, Ahok menyatakan siap menjadi saksi dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan kilang minyak Pertamina yang telah menjerat beberapa petinggi perusahaan, termasuk mantan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan.
Ahok mengaku memiliki rekaman rapat serta berbagai dokumen yang bisa menjadi bukti untuk membantu Kejaksaan Agung membongkar skandal tersebut.
Namun, Hotman menegaskan bahwa seorang komisaris utama seharusnya memiliki peran aktif dalam mengawasi direksi dan mengambil tindakan jika mencurigai adanya pelanggaran.
Ia juga mengungkap percakapan dengan Menteri BUMN saat Ahok mengundurkan diri, di mana disebutkan bahwa Ahok menerima bonus miliaran rupiah sebelum resmi meninggalkan jabatannya.
"Kalau sekarang dia punya bahan untuk dibongkar, kenapa dulu tidak membongkarnya? Ini yang membuat saya bertanya-tanya," imbuh Hotman.
Sementara itu, Ahok tetap pada pendiriannya bahwa dirinya telah berusaha menegur jajaran direksi Pertamina saat masih menjabat.
Ia bahkan mengaku sering mengancam direksi yang terlibat dalam skandal tersebut, namun banyak keputusan yang tetap berjalan tanpa persetujuannya.
Kasus dugaan korupsi ini semakin menyita perhatian publik. Banyak pihak yang kini menunggu kelanjutan pengungkapan skandal tersebut, termasuk peran Ahok dalam membuktikan klaimnya.
Kejaksaan Agung pun telah memastikan akan memanggil semua pihak yang dianggap mengetahui detail kasus ini guna mendapatkan keterangan lebih lanjut.
Akankah Ahok benar-benar memiliki bukti kuat untuk membongkar skandal ini?
Atau justru kritikan Hotman Paris menunjukkan celah dalam perannya sebagai komisaris utama? Semua mata kini tertuju pada perkembangan kasus yang semakin panas ini.