Potensi Wisata Pasar Wadai Banjarmasin, Kuliner Khas dan UMKM Lokal

Redaksi - Senin, 10 Maret 2025 | 20:55 WIB

Post View : 7

Pasar Wadai Ramadan 2025 di Km 0 Banjarmasin. (BANUATERKINI/sAYRI).

Menjelang bulan Ramadhan, aroma manis dan gurih khas kuliner tradisional mulai menyeruak di kawasan Siring Nol Kilometer Banjarmasin. Pasar Wadai, yang telah menjadi tradisi tahunan, kembali digelar dengan berbagai sajian khas Kalimantan Selatan yang sulit ditemukan di luar bulan puasa.

Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Namun, di balik gegap gempitanya, pasar ini menyimpan potensi lebih besar, yaitu menjadi destinasi wisata kuliner yang menarik sepanjang tahun, bukan sekadar seremoni tahunan.

Surga Kuliner Khas Banjar

Pasar Wadai Banjarmasin adalah magnet bagi pecinta kuliner. Beragam makanan khas seperti kue bingka, amparan tatak, kue ipau, dan lupis berjajar rapi di ratusan lapak yang dikelola pelaku UMKM.

Pengunjung tak hanya bisa mencicipi hidangan manis khas Banjar, tetapi juga menemukan hidangan berat seperti ketupat kandangan, soto banjar, dan gangan humbut yang semakin menambah cita rasa khas daerah.

"Hampir setiap tahun, saya selalu datang berburu kue tradisional di pasar wadai. Banyak yang hanya bisa ditemukan saat Ramadhan," turu Rina, salah satu pengunjung asal Martapura kepada jurnalis Banuaterkini.com, Senin (10/03/2025)

Namun, meskipun pasar ini menjadi daya tarik kuliner khas saat Ramadhan, keberadaannya sebenarnya bisa diperluas sebagai pusat wisata kuliner permanen.

Jika dikemas dengan konsep yang lebih tematik, Pasar Wadai bisa menjadi destinasi kuliner yang menarik sepanjang tahun.

Lebih dari Sekadar Pasar Ramadhan

Sejauh ini, format penyelenggaraan Pasar Wadai hampir di seluruh wilayah Kalimantan Selatan masih terkesan sebagai event tahunan yang mengandalkan momentum Ramadhan.

Padahal, di balik kemeriahan ini, ada ratusan UMKM yang menggantungkan harapan untuk bisa terus berkembang.

Menurut salah satu pedagang, Hj Reihana, sebagian besar produk yang dijual di pasar ini sebenarnya juga tersedia di bulan-bulan lain, hanya saja kurang terpromosikan.

"Kalau ada tempat khusus seperti ini sepanjang tahun, kami bisa lebih mudah menjual produk dan memperkenalkan kuliner khas Banjar ke wisatawan," katanya.

Dengan penataan yang lebih tematik—misalnya mengelompokkan lapak berdasarkan jenis makanan atau suasana tertentu—Pasar Wadai bisa menjadi daya tarik wisata yang lebih profesional.

Konsep ini sudah diterapkan di berbagai destinasi kuliner seperti Malioboro di Yogyakarta atau Kampung Ketandan yang mengusung tema khas Tionghoa.

Menata Pasar Wadai Sebagai Ikon Wisata

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan sejumlah Pemerintah Daerah di Kalsel sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya tarik Pasar Wadai.

Namun, tanpa perencanaan yang lebih matang dan konsep yang lebih inovatif, keberadaannya masih sebatas seremoni tahunan.

Penataan ini sejalan dengan pesan Gubernur Kalimantan Selatan, Haji Muhidin saat meresmikan pembukaan Pasar Wadai Ramadan 2025, pada Sabtu (01/03/2025) lalu.

Saat itu Haji Muhidin menegaskan bahwa Pasar Wadai Ramadhan adalah bukti nyata perkembangan ekonomi kreatif di daerah.

Ia berharap dengan tingginya antusiasme pengunjung setiap tahun, pasar ini menjadi peluang besar bagi UMKM untuk memperluas pasar mereka.

"Kita ingin UMKM di Kalimantan Selatan semakin maju dan berkembang. Pasar Wadai ini bukan hanya tempat berjualan, tetapi juga ajang promosi bagi produk-produk lokal," ujar Gubernur Muhidin kala itu.

Oleh sebab itu, penataan dengan perencaan yang baik akan membuat Pasar Wadai tidak sekedar "proyek" tahunan, tetapi bisa dimanfaatkan sebagai ikon wisata kuliner yang memiliki konsep promosi yang terukur.

Tak salah apa yang dikatakan Direktur Utama PD Bangun Banua, Afrizaldi, bahwa Pasar Wadai ini akan dikelola dengan konsep yang jelas.

"Pasar ini bisa menjadi salah satu ikon wisata kuliner di Banjarmasin. Tapi perlu konsep yang jelas, seperti pemetaan lokasi tenant berdasarkan jenis makanan, area khusus untuk UMKM, serta event pendukung yang bisa menarik wisatawan," ungkapnya.

Pasar Wadai, ujar Afrizaldi, bukan hanya soal kuliner, tapi juga wadah bagi UMKM untuk tumbuh dan dikenal lebih luas.

Dengan adanya bazar ini, produk khas Kalsel semakin terekspos dan membantu meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha.

Jika dikembangkan lebih lanjut, Pasar Wadai bukan hanya menjadi tempat berburu kuliner saat Ramadhan, tetapi juga bisa menjadi pusat wisata kuliner permanen yang mengangkat kekayaan budaya Banjar.

Tentu, dengan strategi yang tepat, bukan tidak mungkin pasar ini bisa menjadi ikon wisata kuliner di tingkat nasional, bahkan internasional.

Laporan: Ahmad Kusairi
Editor: Ghazali Rahman
Copyright @Banuaterkini 2025

Halaman:
Baca Juga :  Pakar Pertanyakan Survei Kompas soal Citra Positif KPK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev