Sejak dilantik menjadi Menteri Keuangan pada 8 September 2025, Purbaya Yudhi Sadewa langsung masuk ke dalam sorotan publik karena serangkaian pernyataan dan tindakan yang dianggap kontroversial.

Banuaterkini.com, JAKARTA - Baru tiga hari menjabat saja, sejumlah pihak menilai gaya komunikasi dan langkah awalnya sudah mengundang kritik sekaligus perhatian.

Salah satu kontroversi muncul dari responsnya terhadap tuntutan publik yang dikenal sebagai “17+8”.

Dalam pidato pelantikan, Purbaya menyebut bahwa tuntutan tersebut datang dari “suara sebagian kecil rakyat yang hidupnya kurang”, dengan argumen bahwa solusi utamanya adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 7-8 persen agar tekanan sosial seperti itu bisa mereda.

Kontroversi selanjutnya datang dari media sosial. Dikethui, anak Purbaya, Yudo Achilles Sadewa, diduga menyindir mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani lewat unggahan yang menyebutnya sebagai “agen CIA” yang menyamar menjadi menteri.

Unggahan tersebut viral namun kemudian dihapus, dan akun Instagram terkait sulit dilacak.

Tak kalah ramai, latar belakang kedekatannya dengan Luhut Binsar Panjaitan juga dipertanyakan.

Sejumlah pengamat menyebut bahwa posisi strategis Purbaya di pemerintahan sebelumnya, yang sering berjalan selaras dengan Luhut, memperkuat narasi bahwa pengaruh politik Luhut bisa jadi sangat kuat di balik keputusan atau kebijakan baru dari Kementerian Keuangan.

Lebih lanjut, catatan dari berbagai media seperti Tempo menunjukkan bahwa publik dan politisi kini menaruh perhatian pada bagaimana Purbaya akan mengelola komunikasi publiknya.

Harapan besar muncul agar ia tidak hanya membuat “kejutan”, tetapi juga aksi nyata dan jelas; bahwa gaya kontroversial awal ini tidak disertai strategi yang matang bisa berisiko bagi kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan negara.

Meski begitu, sejumlah kalangan juga melihat bahwa kontroversi awal ini bisa menjadi momentum positif jika dikelola dengan baik.

Jika Purbaya mampu merespon kritik dengan transparansi, memperjelas maksud kebijakan, dan menunjukkan hasil dalam waktu dekat, terutama di sektor fiskal, alokasi anggaran, dan penyaluran dana ke daerah, maka persepsi publik bisa bergeser dari kontroversi ke harapan perubahan nyata.

Untuk diketahui, gaya kontroversial Purbaya Yudhi Sadewa dalam tiga hari pertama menjabat sebagai Menkeu telah menarik daya tarik yang tinggi, baik kritik maupun dukungan.

Bagaimanapun, tantangan terbesarnya sekarang adalah bagaimana mengubah sensasi menjadi substansi, agar kepercayaan publik dan kredibilitas kementerian tetap terjaga.