Home » Opini

Kita Masih Satu Jalan Pulang

Redaksi - Minggu, 22 Juni 2025 | 11:48 WIB

Post View : 74

SILATURAHMI: Alumni MAN 1 Banjarmasin ’94 meyakini bahwa "Waktu boleh berlalu, tapi persahabatan tetap abadi". (BANUATERKINI @2025).

Jangan kamu nilai seorang sahabat hanya karena tawa yang ia beri, tetapi lihatlah apakah ia tetap bersamamu ketika dunia menjauhimu.” – Imam Al-Ghazali

Oleh: MS Shiddiq *)

KATA-kata Imam Al-Ghazali itu terasa begitu hidup dalam benak saya, terutama ketika duduk di antara wajah-wajah lama yang kembali hadir dalam silaturahmi alumni MAN 1 Banjarmasin angkatan 1994.

Saya percaya, waktu bisa mengubah banyak hal, penampilan, tempat tinggal, bahkan cara kita berpikir. Tapi ada satu yang tetap, yaitu kenangan, dan orang-orang yang hidup di dalamnya.

Itulah alasan mengapa saya, bersama beberapa sahabat lama, terpanggil untuk menyusun langkah kecil ini, sebuah silaturahmi sederhana, namun sarat makna.

Suasana penuh nostalgia saat alumni Agama, Sosial, dan Biologi bersilaturahmi. (BANUATERKINI @2025)

Pertemuan kami bukan sekadar ajang nostalgia. Saya menyebutnya “menyulam kembali tenun persaudaraan” yang dulu terbentuk di lorong-lorong MAN 1 Banjarmasin.

Rabu sore di RM Soraya dan Sabtu siang di XO Suki Banjarmasin menjadi ruang di mana tawa, cerita, dan bahkan keheningan membawa kita pulang, bukan ke gedung sekolah, tapi ke hati kita yang pernah bersama di usia belia.

Saya menyadari, tidak mudah menyatukan waktu di tengah kesibukan semua orang. Ada yang datang dari jauh, ada pula yang sempat ragu untuk hadir.

Hangatnya kebersamaan alumni, satu meja penuh cerita dan tawa.

Namun ketika mata bertemu, senyum menyapa, dan tangan bersalaman, semua keraguan seolah luruh. Yang tersisa hanya hangatnya perasaan, bahwa "Saya tidak sendiri. Kita masih di sini."

Duduk di meja makan, saya melihat wajah-wajah yang dulu saya kenal dalam seragam putih abu-abu, kini hadir dengan cerita hidup masing-masing.

Ada yang kini menjadi pendidik, wirausahawan, ibu rumah tangga yang tangguh, dan ada pula yang terus berkarya di jalur yang tak saya sangka.

Tapi yang paling membahagiakan, mereka semua masih membawa semangat yang sama, ringan, bersahabat, dan tulus.

Ada momen ketika kami saling diam. Bukan karena kehabisan cerita, tapi karena mengenang nama-nama yang sudah lebih dulu berpulang. Dalam diam itu, saya sadar, bahwa hidup ini sangat singkat, dan silaturahmi bukan pilihan, melainkan kebutuhan. Sebab di dalam pertemuan, kita menemukan kembali diri kita yang pernah hilang di tengah kesibukan dunia.

Makan siang santai penuh keakraban, mempererat tali silaturahmi lintas waktu.

Saya tidak ingin pertemuan ini berhenti di meja makan. Saya bermimpi, dari silaturahmi ini akan lahir jejaring kebaikan, kolaborasi kecil, dukungan antarteman, bahkan mungkin program sosial yang bisa memberi arti.

Tapi semua itu bisa berjalan hanya jika kita menjaga satu hal, rasa ingin tetap bersama, meski tak selalu bersisian.

Sebagai alumni, saya merasa bukan siapa-siapa. Saya hanya seseorang yang percaya bahwa kita semua masih berjalan di jalan yang sama, walau dengan arah dan langkah berbeda.

Jalan pulang itu masih ada. Ia ada di hati kita, tempat semua kenangan bersarang, dan tempat semua sahabat kembali pulang.

Saya ucapkan terima kasih untuk semua yang telah hadir, juga bagi yang berhalangan namun tetap mengirimkan doa.

Semoga langkah kecil ini membawa dampak besar, bukan hanya bagi kita yang berkumpul, tapi juga bagi nilai-nilai persahabatan yang ingin kita wariskan.

Mari terus jaga nyala ini. Karena saya percaya, dalam hidup yang kadang terasa sepi, sahabat lama adalah pelita yang tak pernah padam.

*) MS Shiddiq, Pemimpin Redaksi Banuaterkini.com, Alumni MAN 1 Banjarmasin Angkatan 1994

Halaman:
Baca Juga :  Pilkada oleh DPRD, Why Not?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev