Hujan dan Banjir Tak Halangi Mahasiswa UNUKASE Bagikan 450 Takjil di Batulicin

Redaksi - Minggu, 16 Maret 2025 | 12:51 WIB

Post View : 74

Di tengah derasnya hujan, mahasiswa UNUKASE tetap turun ke jalan untuk membagikan takjil kepada warga yang membutuhkan. Aksi kepedulian ini menjadi simbol ketulusan dan semangat berbagi di bulan suci Ramadhan. (BANUATERKINI/Humas Unukase/MPD)

Langit gelap menggantung di atas Desa Sarigadung, Kecamatan Simpang Empat, Batulicin, saat sekelompok mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE) bersiap turun ke jalan.

Banuaterkini.com, BATULICIN - Awan mendung yang sejak siang menggantung akhirnya pecah, menumpahkan hujan deras yang mengguyur tanpa henti.

Di bawah guyuran hujan, mahasiswa tetap bertahan. Mereka berdiri di pinggir jalan dengan jas hujan dan payung seadanya, melindungi ratusan paket takjil yang siap dibagikan.

Meski sebagian dari mereka mulai menggigil karena basah kuyup, tak ada yang mengeluh. Bagi mereka, berbagi di bulan Ramadhan adalah tentang ketulusan, bukan sekadar memberi.

Sebanyak 450 paket takjil, berisi makanan dan minuman untuk berbuka puasa, disiapkan dengan penuh perjuangan.

Penggalangan dana dilakukan jauh-jauh hari, dari mengetuk hati para dermawan hingga menyisihkan uang saku sendiri.

Bukan hal mudah, tapi semangat berbagi membuat segala rintangan terasa ringan.

“Ramadhan kali ini terasa lebih bermakna bagi kami. Sebab, sejak awal bulan, kami bertekad mengadakan kegiatan berbagi takjil untuk masyarakat sekitar," ungkap Ahmad Effendi, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) semester IV.

Hujan deras tak menghalangi mahasiswa UNUKASE untuk membagikan takjil kepada pengguna jalan. (BANUATERKINI/Humas Unukase/MPD)

Penggalangan dana pun dimulai. Dengan semangat, Ahmad dan teman-temannya mengetuk hati para dermawan termasuk menggalang sumbangan dari teman-temannya.

"Setiap rupiah yang terkumpul menjadi bukti kepedulian," ujar Ahmad lagi.

Ketika hari pembagian tiba, mereka harus menghadapi ujian lain, hujan datang cukup deras menyebabkan banjir kecil yang mulai merendam sebagian jalanan.

Beberapa mahasiswa mulai ragu. "Apakah harus menunda?" Namun, Ahmad dan kawan-kawan tidak ingin mengecewakan masyarakat yang mungkin menunggu takjil tersebut.

“Sebagian dari kami sempat ragu, apakah harus menunda? Tapi semangat berbagi lebih besar daripada hambatan cuaca. Dengan jas hujan seadanya, kami tetap turun ke jalan, melindungi takjil agar tetap kering, dan menyusuri genangan air demi membagikan makanan kepada mereka yang membutuhkan,” tutur Ahmad.

Senyum di Tengah Guyuran Hujan

Di tengah derasnya hujan, mereka mulai membagikan takjil. Silih berganti pengendara yang melintas di jalan itu menerima takjil yang mereka bagikan.

Seorang tukang ojek yang masih bertahan mencari penumpang tersenyum haru saat menerima sekotak makanan untuk berbuka.

Tak peduli jalanan tergenang, mahasiswa UNUKASE tetap melangkah, memastikan setiap takjil sampai ke tangan mereka yang membutuhkan. (BANUATERKINI/Humas Unukase/MPD)

Tak jauh dari situ, seorang ibu pedagang kecil yang berteduh di emperan toko tampak terkejut juga tak luput dari pembagian takjil, sebelum akhirnya ia tersenyum lega.

"Alhamdulillah, rezeki sore ini," ucapnya lirih, sebelum menyimpan takjil dengan hati-hati.

Di pinggir jalan lain, seorang bocah kecil yang bajunya basah kuyup karena hujan menyambut takjil dengan mata berbinar.

Baginya, makanan itu bukan sekadar sekotak nasi dan minuman, tetapi tanda bahwa masih banyak orang baik di dunia ini.

Alya Rahimah, mahasiswa lain yang ikut dalam aksi sosial ini, mengungkapkan bahwa hujan dan banjir bukan penghalang jika niat untuk berbagi sudah tertanam dalam hati.

"Kami belajar arti ketulusan dan kepedulian yang sesungguhnya. Meski dihadapkan pada berbagai rintangan, seperti hujan deras dan banjir, kami tetap berusaha menjalankan niat baik ini," kata Alya.

Senyum dan rasa syukur dari mereka yang menerima takjil, ujar Alya, menjadi bukti bahwa sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan tetap memiliki makna besar bagi orang lain.

Berbagi Tanpa Batas, Tidak Hanya di Bulan Ramadhan

Kegiatan ini bukan sekadar program sosial tahunan, tetapi bagian dari komitmen mahasiswa UNUKASE untuk terus menanamkan nilai-nilai kepedulian.

Kebersamaan mereka menjadi bukti bahwa kebaikan tetap bisa dilakukan di segala kondisi. (BANUATERKINI/Humas Unukase/MPD)

Mereka berharap, semangat berbagi ini tidak hanya tumbuh di bulan suci Ramadhan, tetapi juga di kehidupan sehari-hari.

Bagi para mahasiswa yang terlibat, aksi ini bukan sekadar tentang memberikan makanan, tetapi juga tentang belajar berempati dan memahami perjuangan orang-orang yang tetap bekerja di tengah kondisi sulit.

Ketika hari mulai gelap dan takjil terakhir telah dibagikan, para mahasiswa pulang dengan pakaian basah dan tubuh lelah.

Namun, ada sesuatu yang lebih berharga yang mereka bawa pulang—rasa syukur, kebahagiaan, dan keyakinan bahwa kebaikan akan selalu menemukan jalannya, bahkan di tengah hujan dan banjir menerjang.

Sebelum pulang dan kembali ke tempat masing-masing, tak lupa mereka mengabadikan kebersamaan hari itu yang membanggakan. Para mahasiswa pun berfoto bersama. Cekrekk!

Laporan: Ahmad Kusairi
Editor: MS Shiddiq Elbanjary
Copyright @Banuaterkini 2025

Halaman:
Baca Juga :  Optimalkan Layanan bagi Disabilitas, Lapas Narkotika Karang Intan Gandeng SLB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev