Prof Akhmad Sagir: Menjaga Sanad Ilmu Hadis di Tengah Gelombang Digital

Redaksi - Sabtu, 25 Oktober 2025 | 21:29 WIB

Post View : 2

Prof. Dr. H. Akhmad Sagir, M.Ag., Guru Besar Ushul al-Hadits UIN Antasari Banjarmasin, dikenal luas sebagai penjaga integritas keilmuan Islam di era digital. (BANUATERKINI/Foto: rri.co.id)

Gelombang teknologi mengubah wajah dunia keilmuan, termasuk ilmu agama. Namun di tengah derasnya arus digitalisasi dan disrupsi sosial, hadir sosok yang memilih tetap berakar pada ilmu klasik, tanpa kehilangan relevansi dengan zaman. Dialah Prof. Dr. H. Akhmad Sagir, M.Ag., Guru Besar bidang Ushul al-Hadits di UIN Antasari Banjarmasin, yang baru saja menerima Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Agama Republik Indonesia. 

Banuaterkini.com, BANJARMASIN – Suara takbir lirih terdengar dari ruang kerjanya di UIN Antasari, di sela tumpukan buku-buku kuning klasik dan lembar jurnal internasional.

Di atas meja, terbuka sebuah manuskrip Sahih Bukhari, sementara layar laptop menampilkan draft artikel ilmiah berbahasa Inggris yang tengah direvisi untuk jurnal Scopus.

Dua dunia yang tampak berbeda itu—ilmu tradisional dan ilmu modern—bertemu dalam satu sosok: Prof. Dr. H. Akhmad Sagir, M.Ag.

Prof Akhmad Sagir. (BANUATERKINI/Foto: Dok Pribadi)

“Bagi saya, ilmu hadis itu bukan sekadar teks masa lalu, tapi jalan untuk memahami kemanusiaan hari ini,” ujarnya pelan, saat dihubungi Banuaterkini.com melalui WhatsApp pribadinya, Sabtu (25/10/2025) 

“Saya sudah merancang perjalanan menuju Guru Besar ini sejak 2020, karena sejak 2015 sebenarnya tinggal selangkah lagi.”

Perjalanan itu memang panjang. Sejak lulus dari IAIN Antasari jurusan Tafsir Hadis (1995), menempuh S3 al-Qur’an dan Sunnah di Universiti Kebangsaan Malaysia, hingga kini menjabat Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Antasari, ia tak pernah jauh dari disiplin keilmuan hadis.

“Saya menjalaninya bertahap, tidak terlalu berat, karena semua sudah direncanakan. Tantangan justru pada memperbaiki artikel untuk diterima jurnal Scopus,” katanya sambil tertawa kecil.

Menjaga Sanad Keilmuan Hadis di Era Digital

Bidang yang digelutinya, Ushul al-Hadits, mungkin terdengar berat dan jarang dibicarakan di luar kalangan akademik.

Namun justru di situ letak keistimewaannya. Ushul al-Hadits bukan sekadar ilmu menghafal sanad dan matan, melainkan ilmu metodologi memahami sumber ajaran Islam secara kritis dan rasional.

“Zaman digital menuntut kita untuk lebih piawai memastikan kualitas hadis,” ujar Prof Sagir.

(BANUATERKINI/Foto: Dok Pribadi)

“Informasi sekarang menyebar begitu cepat, dan kadang potongan hadis dijadikan pembenaran tanpa konteks. Di sinilah peran keilmuan hadis untuk meluruskan pemahaman.”

Dalam beberapa karyanya seperti Metodologi Ushul al-Hadits dalam Konteks Digitalisasi Hadis dan Etika Keilmuan di Perguruan Tinggi Islam, Prof Sagir mengingatkan bahwa integritas ilmiah adalah bagian dari ibadah.

Ia percaya bahwa sanad ilmu, rangkaian guru dan murid yang saling menguatkan, adalah pondasi yang tak boleh putus meski zaman berubah.

“Teknologi boleh mempercepat, tapi tidak bisa menggantikan proses tabayyun dan tahqiq,” tulisnya dalam salah satu artikelnya di jurnal bereputasi internasional. 

Polemik Guru Besar dan Makna Amanah Ilmu

Di saat publik kampus di Kalimantan Selatan sempat diramaikan dengan isu polemik jabatan akademik dan “antrian panjang” Guru Besar, kabar pengangkatan tujuh Guru Besar baru di UIN Antasari menjadi semacam penyejuk iman akademik.

Bagi Prof Sagir, jabatan itu bukan simbol prestise, melainkan konsekuensi dari perjalanan panjang seorang dosen.

“Guru Besar itu bukan gelar kehormatan, tapi tanggung jawab moral dan intelektual,” tegasnya.

“Kita dosen itu on the track ke sana. Tapi harus dijalani sesuai aturan dan koridornya.”

Ia menekankan pentingnya etika keilmuan di tengah sistem akademik yang kian kompetitif.

Prof Akhmad Sagir saat mengikuti kegiatan ilmiah di Thailand. (BANUATERKINI/Foto: UIN Antasari)

“Kita ini bukan berkompetisi untuk diakui, tapi berkontribusi untuk kebaikan,” ujarnya lirih.

Pandangan itu selaras dengan karya ilmiahnya Etika Keilmuan dan Tantangan Penelitian di Perguruan Tinggi Islam, di mana ia menulis bahwa “kejujuran ilmiah adalah akar dari keberkahan pengetahuan.” 

Kontribusi Banua dan Mimpi Besar UIN Antasari

Sebagai putra daerah Kalimantan Selatan yang tumbuh di lingkungan pesantren Al-Falah Banjarbaru, Prof Sagir tak pernah melupakan akar keilmuannya.

Ia menyebut bahwa ilmu hadis membentuknya menjadi pribadi yang hati-hati dalam berpikir dan berbicara.

“Kami ingin berkontribusi positif bagi kampus tercinta ini, menjadikannya unggul secara akademik dan berakhlak dalam kepribadian,” ujarnya mantap.

Kini, dengan bertambahnya tujuh Guru Besar di UIN Antasari, ia berharap kampus tersebut menjadi poros keilmuan Islam di kawasan tengah Indonesia, tempat tradisi keilmuan klasik bersanding dengan penelitian modern dan teknologi digital.

Beberapa karyanya yang sering dikutip mahasiswa mencerminkan arah itu, seperti Moderasi Beragama dalam Kurikulum Pendidikan Islam, dan Kontribusi Ushul al-Hadits dalam Konteks Sosial-Digital: Peluang dan Hambatan.

Melalui tulisan-tulisan itu, ia memperlihatkan bagaimana ilmu hadis bisa hadir bukan hanya di ruang masjid atau mimbar, tetapi juga di ruang digital dan kebijakan publik.

Pesan untuk Generasi Muda Akademik

Menjelang akhir percakapan, Prof Sagir menyampaikan satu kalimat yang terasa seperti wasiat intelektual:

“Profesi kita boleh berbeda-beda, tapi tujuannya harus sama, kemanfaatan bagi masyarakat luas. Kalau belum bisa berkontribusi, jangan menghambat.”

Kalimat itu sederhana, tapi dalam. Di dalamnya tersimpan filosofi keilmuan yang menembus batas ruang dan waktu, sebuah pesan agar ilmu tidak berhenti di kepala, tapi berbuah di masyarakat.

Bagi mahasiswa dan dosen muda, kisah Prof Sagir bukan hanya tentang pencapaian akademik, tetapi tentang keuletan, kesabaran, dan konsistensi dalam menjaga sanad keilmuan Islam di era tanpa batas. 

Laporan: Ahmad Kusairi
Editor: Ghazali Rahman
Copyright @Banuaterkini.com 2025

Halaman:
Baca Juga :  UNUKASE Siap Bersinergi Tingkatkan Mutu Pendidikan Tinggi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev