Home » Agama

Ribuan Jamaah Hadiri Haul ke-26 Syekh Ahmad Marzuki di Handil Malang

Banuaterkini.com - Minggu, 8 Januari 2023 | 16:28 WIB

Post View : 532

Ribuan jamaah dari berbagai daerah di Kalsel, Kaltim dan Kalteng memadati punak acara Haul ke-26 Syekh Ahmad Marzuki bin Syekh Sulaiman Albanjari di Handil Malang Desa Tambak Sirang Baru, Kecamatan Gambut, Minggu (08/01/2023). Foto: Syuqi Azmi.

Laporan: Syauqi Azmi l Editor: DR MDQ Elbanjary

Ribuan jamaah para pencinta ulama dan kewalian tumpah ruah memadati Kampung Handil Malang, Desa Tambak Sirang Baru, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Gambut, Banuaterkini.com - Kehadiran ribuan jamaah dari berbagai wilayah di Kalsel, Kaltim dan Kalteng itu untuk mengikuti kegiatan haul ke-26 Syekh Ahmad Marzuki bin Syekh Sulaiman Wali Albanjari, Minggu (08/01/2023).

Tampak masyarakat umum tampak pula sejumlah pejabat, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang turut memadati kawasan makam KH Ahmad Marzuki di Kampung Handil Malang. 

Syekh Ahmad Marzuki bin Syekh Sulaiman Wali Albanjari. Foto: Itimewa.

Di antara para jamaah terlihat hadir pula KH Abdul Hakim beserta tombongan maulid yang dipimpinnya, Habib Ali bin Abdullah Alaydrus, Tuan Guru Syaifuddin  Zuhri atau yang biasa disapa Abah Guru Banjar Indah, dan salah seorang penerus Syekh Ahmad Marzuki yaitu KH Zainal Hakim bin Syekh Ahmad Marzuki, dan sejumlah tokoh agama serta tokoh masyarakat lainnya. 

Untuk diketahui, Syeikh H Ahmad Marzuki lahir pada tahun 1907 Masehi atau bertepatan tahun 1324 Hijriyah. Ia sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha), Amuntai. Ia sempat pula menimba ilmu hingga ke tanah suci Mekkah, sayangnya di sana tak berlangsung lama. 

Saat kembali ke tanah air, ia menetap di Kampung Handil Malang,  Desa Tambak Sirang Baru, Kecamatan Gambut sekitar tahun 1965. Di tempat yang sepi saaat itu, membuka majelis pengajian dan mengajarkan ilmu tauhid dan tasawuf kepada masyarakat sekitarnya. 

Penerusnya KH Zainal Hakim atau yang akrab disapa Kai Akim oleh masyarakat setempat saat membacakan Manaqib atau biografi menuturkan, ayahnya Syekh Ahmad Marzuki adalah ulama yang pendiam, tidak banyak bicara dan hidup sangat sederhana.

Jamaah tumpah ruah menghadiri Haul ke-29 Syekh Ahmad Marzuki di Handil Malang.

Meski hidup apa adanya, bersama istrinya tercinta yang merupakan keturunan Haji Ahmad Balimau, Syekh Ahmad Marzuki mampu menghidupi keenam orang anaknya.

Yang mengagumkan, tulis dalam Manaqib-nya, karena ke-tawadhu-annya ia sama sekali tak pernah membanggakan garis keturunanya. Hingga usianya ke-90 tak keluar dari lidahnya kebanggaan menjadi salah satu keturunan ulama besar di Kalsel yaitu Syekh Sulaiman Wali Albanjari.

Dikutip dari laman majelis ulama dan wali disebutkan, garis keturunan Syekh Ahmad Marzuki adalah juriat keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Albanjari

Garis silsilah adalah Syekh Ahmad Marzuki bin Syekh Sulaiman Wali bin Syekh Muhammad Nasir (Taniran) bin Syekh Muhammad Thaib (Datu Taniran) bin Syekh Muhammad As’ad bin Hj. Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Albanjari.

Syekh Ahmad Marzuki wafat selepas shalat isya pada 18 Jumadil Akhir 1418 Hijriyah atau bertepatan pada Hari Senin tanggal 20 Oktober 1997 Masehi. 

Sejumlah tuan guru yang hadir pada kesempatan itu mengagumi kejuhudan dan rendah hatinya Syekh Ahmad Marzuki.

Tak ketinggalan jamaah perempuan turut menghadiri haul ke-26 Syekh Ahmad Marzuki.

“Beliau ini merupakan salah satu wali Allah keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampaian, sehingga sebagai seorang Aulia Allah hidup beliau tidak kipuh, tidak memermasalahkan harta sama sekali,” ujar KH Syaifuddin Juhri atau Abah Guru Banjar Indah.

Ungkapan kekaguman yang sama disampaikan Tuan Guru KH Munawar Ghazali atau yang dikenal dengan Guru Kubah dari Martapura, yang menyebut kewalian Syekh Ahmad Marzuki tak diragukan lagi, berdasarkan karamah yang ia tunjukkan semasa hidupnya hingga akhir hayatnya. 

Ia juga berpesan kepada para jamaah untuk jangan salah menetapkan niat saat mengikuti haul seorang ulama seperti Syekh Ahmad Marzuki, yaitu untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dan selalu mengingat mati. 

“Jangan lupa juga, mengadakan haul itu tujuannya untuk mengingat mati. Karena kita hidup di dunia ini diharuskan mengingat mati, jadi harus hati-hati. Selain untuk meneladani jejak langkah seorang ulama,” imbuhnya.

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev