Lonjakan penumpang Kereta Cepat Whoosh pada akhir pekan belum cukup mengangkat okupansi harian yang masih di bawah potensi maksimal, membuat KCIC kini menargetkan pasar baru dari kalangan pekerja dan pelaku usaha.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti menyebutkan, hingga Oktober 2025, jumlah pengguna Whoosh telah mencapai 11,7 juta penumpang, dengan tren peningkatan konsisten sejak awal pengoperasian.
Meski begitu, kapasitas ideal yang mencapai 30.000 penumpang per hari masih belum tercapai.
“Rata-rata di akhir pekan kami melayani 16.000–18.000 penumpang, sedangkan di hari kerja antara 18.000–21.000 penumpang,” ungkap Emir, seperti dikutip dari Bisnis.com.
Untuk mendorong pertumbuhan penumpang reguler, KCIC meluncurkan berbagai inisiatif seperti Frequent Whoosher Card dan paket edutrip rombongan sekolah.
Selain itu, promo Boarding Pass True Value dan potongan harga di berbagai mitra wisata juga dihadirkan untuk memperluas jangkauan layanan.
Pengamat transportasi Aditya Dwi Laksana dari MTI menilai KCIC perlu lebih agresif menyasar penumpang yang beraktivitas rutin antar kota.
Menurutnya, strategi itu dapat menyeimbangkan ketergantungan terhadap penumpang musiman dan meningkatkan efisiensi biaya.
“Kalau okupansi bisa naik ke 36.000 penumpang per hari, secara hitungan bisnis Whoosh sudah bisa menutup biaya operasional,” ujarnya.
Selain mengandalkan tiket, KCIC juga memperkuat pendapatan non-tiket seperti penyewaan area komersial, iklan, dan pengembangan properti di sekitar stasiun.
Langkah ini diharapkan mampu mendukung keberlanjutan ekonomi proyek sekaligus memperkuat kontribusi bagi pembangunan wilayah di sekitar lintasan Jakarta–Bandung.
“Siapa pun yang naik Whoosh akan merasakan bahwa layanan ini bukan sekadar transportasi cepat, tapi bagian dari wajah baru konektivitas antar kota,” pungkas Emir.