Trump Ancam Spanyol Keluar dari NATO, Dunia Cemas

Redaksi - Sabtu, 11 Oktober 2025 | 10:06 WIB

Post View : 5

Pernyataan Trump agar Spanyol dikeluarkan dari NATO menimbulkan kekhawatiran baru dalam aliansi pertahanan Barat. (BANUATERKINI/CNBC Indonesia)

Pernyataan Presiden AS Donald Trump agar NATO mengusir Spanyol memicu reaksi keras dari dunia internasional. Negara-negara berkembang menilai langkah itu bisa mengguncang stabilitas global dan memperburuk situasi ekonomi dunia.

Banuaterkini.com, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial.

Kali ini, ia meminta Spanyol dikeluarkan dari NATO karena menolak memenuhi target baru pengeluaran pertahanan sebesar 5 persen dari PDB.

“Spanyol tidak punya alasan untuk tidak melakukannya. Mungkin sebaiknya kalian keluarkan saja mereka dari NATO,” kata Trump dalam pertemuan dengan Presiden Finlandia Alexander Stubb di Gedung Putih, Kamis (09/10/2025).

Trump mengklaim target tersebut merupakan hasil kesepakatan “hampir bulat” yang diambil dalam KTT NATO di Den Haag, Juni lalu, di mana para pemimpin aliansi sepakat menaikkan belanja pertahanan untuk memperkuat posisi keamanan Eropa.

Namun, langkah ini mendapat penolakan keras dari Madrid.

Perdana Menteri Pedro Sanchez menegaskan bahwa Spanyol sudah mendapat pengecualian sebelum kesepakatan ditandatangani.

Sedangkan Menteri Pertahanan Margarita Robles menilai target itu “tidak realistis”.

“Tidak ada industri yang sanggup menanggungnya,” ujar Robles, menyoroti lemahnya kapasitas produksi dan kekurangan tenaga kerja di sektor pertahanan Eropa.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Pernyataan Trump dikhawatirkan memperburuk hubungan AS dengan sekutu Eropa dan menimbulkan dampak lanjutan bagi stabilitas ekonomi global.

Negara-negara berkembang yang bergantung pada keamanan dan perdagangan internasional menilai kebijakan semacam ini berpotensi mengganggu rantai pasok global dan mendorong ketidakpastian geopolitik.

Trump sendiri menegaskan, Amerika Serikat tidak akan terus “menanggung biaya perlindungan dunia” jika negara-negara lain enggan berkontribusi setara.

Pernyataan ini menandai fase baru kebijakan luar negeri AS yang semakin menuntut beban tanggung jawab militer bersama di tengah situasi geopolitik yang memanas.

Laporan: Siti Farhatus Saadah
Editor: Ghazali Rahman
Baca Juga :  ChatGPT Miliki 200 Juta Pengguna Aktif Mingguan, OpenAI Dapatkan Investasi Baru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev