Pengakuan resmi Palestina oleh sejumlah negara Barat memicu kontroversi global. Donald Trump menyebut langkah tersebut sebagai “hadiah” untuk Hamas dan menegaskan kekhawatirannya soal stabilitas Timur Tengah.

Banuaterkini.com, WASHINGTON D.C. — Ketegangan diplomatik di Timur Tengah kembali memanas setelah Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia secara resmi mengakui kedaulatan negara Palestina.

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menilai langkah tersebut sebagai “hadiah untuk Hamas” dan memperingatkan bahwa pengakuan sepihak berpotensi memperburuk konflik yang sedang berlangsung.

Dilansir dari detiknews, dalam pernyataannya, Trump menuding pengakuan itu hanya memperkuat posisi kelompok Hamas yang selama ini dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut tidak membawa solusi dua negara lebih dekat, melainkan bisa memperpanjang ketegangan.

Sementara itu, Prancis menegaskan bahwa pengakuan Palestina adalah langkah moral dan diplomatik untuk mendukung hak rakyat Palestina dan mendorong terciptanya perdamaian abadi.

Negara-negara Barat pendukung pengakuan tersebut berpendapat bahwa pengakuan kedaulatan adalah cara untuk mempercepat dialog damai yang selama ini stagnan.

Di sisi lain, Israel mengecam keras keputusan ini.

Pemerintah Israel menyatakan bahwa pengakuan sepihak dapat mengganggu upaya perdamaian dan memperburuk kondisi keamanan di kawasan.

Ketegangan ini pun memunculkan perdebatan global tentang efektivitas diplomasi dan peran negara-negara besar dalam meredakan konflik berkepanjangan di Timur Tengah.