Rabu sore, selepas azan shalat ashar berkumandang, sekitar pukul 16.00 Wita, tak jauh dari Masjid Hasan Madjedi, tepatnya di kawasan Bundarahan Kayutangi, puluhan mahasiswa yang berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) dengan lantang menggelar aksi dan publikasi satir untuk mempertanyakan keberadaan Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, yang akrab disapa "Paman Birin."
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Sejak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan status tersangka dalam kasus dugaan korupsi pada 6 Oktober 2024, Paman Birin seolah "menghilang," di telan bumi, dan menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat, terutama mahasiswa.
Aksi BEM Uniska ini tidak sekadar orasi; mereka tampil dengan kreativitas khas mahasiswa: spanduk dan poster bertuliskan “Diam Tanpa Kabar! Bergerak Mengajukan Praperadilan!” serta potongan foto yang menyindir sang gubernur, bahkan menggunakan tagar bernuansa satir seperti "Uncle Tidak Tahu Dimana."
Mereka juga mempertanyakan langkah praperadilan yang diajukan oleh Paman Birin pada 10 Oktober 2024, seolah-olah menghindari panggilan dan tanggung jawab atas dugaan kasus korupsi yang menjeratnya.
Dalam unggahan media sosial BEM Uniska, mereka menuliskan dengan tajam, "Hingga Saat Ini, Uncle Tidak Tahu Dimana," mengkritisi langkah Paman Birin yang dinilai lambat dan penuh kebingungan dari pihak KPK.
Mahasiswa mempertanyakan kejelasan dan ketegasan penegak hukum dalam menangani kasus ini. "Memiliki jabatan, tersandung masalah, menghilang, mengajukan praperadilan, menang, comeback... seperti inikah skemanya atau bagaimana?" tulis mereka, menyiratkan keraguan publik terhadap proses hukum yang berlangsung.
Menurut salah seorang aktivis BEM Uniska, yang minta namanya tidak ditulis demi keamanan, sikap diam dan menghilangnya Paman Birin telah mengganggu kepercayaan publik.
"Kami hanya ingin pemimpin yang transparan dan bertanggung jawab," ujar seorang perwakilan BEM Uniska dalam orasinya. Mahasiswa bahkan mengajukan pertanyaan retoris, “Apakah pantas seorang pemimpin ‘menghilang’ di tengah krisis kepercayaan publik?”
Sikap diam yang dilakukan Paman Birin pasca-penetapan status tersangka ini, menurut dia, mengundang dugaan negatif di kalangan mahasiswa dan masyarakat.