Mahasiswa BEM Uniska menuntut transparansi dan kejelasan, bukan hanya dari pihak KPK, tetapi juga dari pemerintah daerah.
"Jika benar beliau tidak bersalah, kenapa tidak langsung menghadapi dan menjawab di depan publik?" tegas salah seorang mahasiswa.
Dalam aksinya, BEM Uniska menegaskan bahwa tindakan ini adalah bentuk kepedulian terhadap masa depan demokrasi di Kalimantan Selatan.
Mereka menuntut agar kasus ini tidak dibiarkan menguap begitu saja, dan mendesak agar kejelasan diberikan kepada publik. Dengan nada satir, mereka juga mempertanyakan apakah praperadilan adalah "alat ajaib" untuk membersihkan status tersangka tanpa proses hukum yang jelas.
Aksi kritis dan satir BEM Uniska ini mengundang sorotan publik, bahkan beberapa pihak menilai bahwa langkah mahasiswa tersebut sebagai cerminan keresahan yang luas terhadap kondisi politik dan hukum di daerah.
Di balik slogan-slogan kreatifnya, BEM Uniska mengingatkan para pemimpin untuk tidak melupakan tanggung jawab dan amanah yang diberikan oleh rakyat, terutama di tengah krisis kepercayaan yang semakin membesar.