Fenomena mabuk kecubung semakin mengkhawatirkan masyarakat di Kota Banjarmasin dan daerah lainnya di Kalsel. Sudah banyak korban berjatuhan baik yang dirawat intensif di RS Jiwa Sambang Lihum bahkan sudah ada yang meninggal dunia.
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Tanaman kecubung atau yang dalam bahasa Latin disebut Datura metel memang mudah ditemukan di daerah ini.
Sayangnya, tanaman ini sering disalahgunakan oleh beberapa individu yang tidak menyadari risiko kesehatan yang ditimbulkannya.
Tanaman kecubung mengandung senyawa alkaloid tropan seperti skopolamin, atropin, dan hiosiamin. Senyawa-senyawa ini dapat menyebabkan efek halusinogen yang kuat ketika dikonsumsi.
Meskipun beberapa orang menggunakannya untuk mencari sensasi atau sebagai alternatif dari narkotika lain, dampak kesehatan yang ditimbulkan bisa sangat serius, bahkan nyawa taruhannyal
Dr. Rahmawati, seorang ahli toksikologi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin, menjelaskan sejumlah gejala dan dampak yang ditimbulkannya bisa bervariasi pada setiap orang mulai dari kebibungan, detak jantung tidak teratur, mulut kering, penglihatan kabur, bahkan kematian.
"Keracunan kecubung bisa menyebabkan gejala yang berbahaya seperti delusi, halusinasi, kebingungan, detak jantung yang tidak teratur, mulut kering, dan penglihatan kabur. Dalam kasus yang parah, bisa menyebabkan kejang, koma, atau bahkan kematian," terang dr Rahmawati.
Beberapa kasus mabuk kecubung telah dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir. Pada akhir Juni, seorang remaja berusia 17 tahun harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami halusinasi parah dan kehilangan kesadaran akibat mengkonsumsi rebusan bunga kecubung.
Insiden serupa juga terjadi pada awal Juli, ketika seorang pria dewasa ditemukan dalam keadaan linglung dan tidak responsif setelah mengkonsumsi biji kecubung.
Direktur RSJ Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy Noora, Jumat (11/07/2024) menyebutkan, data terakhir tolal pasien yang masuk ada sebanyak 44 orang, bertambah hari sebelumnya yang dirawat berjumlah 39 orang.
“Kemarin (Kamis) kita rawat ada 39 orang. Sejak jam 14.00 Wita kemarin hingga pada hari ini jam 08.00 pagi ada penambahan 5 orang. Jadi total keseluruhan sebanyak 44 pasien,” kata Yuddy Riswandhy, Jumat (12/07/2024).
Informasi tersebut dibenarkan Kasi Humas RSJ Sambang Lihum, Budi Harmanto, yang merinci 44 orang yang sedang dirawat di RSJ Sambang Lihum.
“Totalnya ada 44 orang, dari Batola 6 orang, Banjarbaru 3 orang, Kabupaten Banjar 7 orang, Hulu Sungai Selatan 1 orang, Banjarmasin 22 orang dan Kabupaten Kapuas 3 orang,” ungkapnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan, Hj RaudhatulJannah, mengimbau masyarakat agar waspada terhadap bahaya tanaman kecubung.
"Kami menghimbau agar masyarakat tidak mencoba mengkonsumsi bagian manapun dari tanaman kecubung untuk tujuan apapun. Dampak negatifnya jauh lebih besar daripada manfaat yang mungkin dirasakan," ujarnya.
Polda Kalsel juga telah meningkatkan pengawasan dan patroli untuk mencegah penyalahgunaan tanaman kecubung dengan serius.
"Kami bekerja sama dengan pihak kesehatan dan pendidikan untuk memberikan sosialisasi mengenai bahaya kecubung. Edukasi adalah kunci untuk mencegah penyalahgunaan ini," ujar Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Adam Erwindi.
Masyarakat diharapkan untuk segera melapor ke pihak berwenang jika menemukan orang yang menjual atau mengedarkan kecubung untuk dikonsumsi.
Edukasi dan kesadaran masyarakat sangat penting untuk mencegah terjadinya lebih banyak korban dari mabuk kecubung.
Dengan upaya bersama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan kasus mabuk kecubung dapat diminimalisir dan kesehatan masyarakat Kalsel dapat terjaga dengan baik.