Ahli Waris Guru Sekumpul Kritik Kelompok yang Manfaatkan Haul untuk Pencitraan

Banuaterkini.com - Senin, 30 Januari 2023 | 19:47 WIB

Post View : 2244

Kritik tajam ahli waris Guru Sekumpul disampaikan melalui Himbauan dan Pemberitahuan oleh kedua putra Guru Sekumpul, Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali. Foto: Arraudah-sekumpul.com.

Laporan: Misbad l Editor: DR MDQ Elbanjary

Ahli waris KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang biasa disapa Guru Sekumpul, yaitu Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali, menyampaikan kritik tajam kepada pihak yang memanfaatkan momen Haul Guru Sekumpul untuk tujuan yang tidak sejalan dengan nilai dan ajaran yang diinginkan ulama kharismatik asal Martapura itu.

Martapura, Banuaterkini.com - Kritikan keras tersebut disampaikan secara terbuka dalam sebuah surat Himbauan dan Pemberitahuan yang ditandatangani kedua putra Guru Sekumpul tersebut.

"Kritikan Terbuka" tersebut menyebar secara massif di berbagai grup dan akun media sosial seperti Facebook, WhatShapp dan Instagram.

Surat Himbauan dan Pemberitahuan ini, seolah menjadi antitesis dari kegiatan Haul Guru Sekumpul yang dihelat di kediaman orang nomor satu di Bumi Lambung Mangkurat beberapa hari sebelumnya.

Pada kegiatan tersebut, meskipun dipromosikan melalui pengumuman resmi Pemerintah Provinsi Kalsel dan disebarkan di berbagai kanal media sosial dan media mainstream, bahkan dihadiri Wakil Presiden KH Maruf Amin, animo masyarakat mengikuti kegiatan tersebut cukup minim.

Berbeda jauh dengan kegiatan Haul Guru Sekumpul yang dilaksanakan oleh pihak ahli waris Guru Sekumpul di Komplek Mushalla Ar Raudha, Sekumpul, Martapura, yang dihadiri jutaan orang dari berbagai penjuru tanah air bahkan datang dari mancanegara. 

Pada surat terbuka dengan Nomor A01/AR-SKP/I/2023 itu, disebutkan bahwa pihak keluarga Guru Sekumpul ingin meluruskan beberapa hal mengenai Haul Guru Sekumpul.

Salah satu kritik yang disampaikan pihak keluarga Guru Sekumpul adalah soal pelaksanaan haul yang seolah atas izin atau persetujuan pihak keluarga dilaksanakan pada Kamis malam lalu di kediaman Paman Birin.

Pasalnya, menurut pihak keluarga Guru Sekumpul, kegiatan Haul Guru Sekumpul selalu dilaksanakan setiap malam Senin seperti halnya kegiatan pengajian yang semasa hidup dilaksanakan Guru Sekumpul, hanya dengan tambahan doa dan tahlil.

"Peringatan Haul Ayahanda kami (untuk umum) sedari dulu diadakan dan disesuaikan bersamaan dengan kegiatan rutin malam senin di Mushaolla Ar Raudhah. Acaranya pun kurang lebih sama seperti bagaimana kegiatan malam Senin biasanya, tetapi adanya tambahan tahlil dan doa untuk beliau," ungkap surat tersebut.

Untuk diketahui, memang tengah ramai jadi buah bibir kegiatan haul Guru Sekumpul yang diberi tajuk Haul Akbar ke-18 dilaksanakan di kediaman Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor atau yang akrab disapa Paman Birin di Kampung Keramat, Martapura pada Kamis (26/01/2023) malam.

Sehari sebelumnya, Rabu (11/01/2023), Guru Wildan didampingi Paman Birin dan sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat mengumumkan bahwa bakal menggelar Haul Akbar k3-18 Guru Sekumpul di kediaman Paman Birin.

Guru Wildan sendiri menyampaikan bahwa pelaksanaan Haul Akbar di kediaman Paman Birin tidak lain untuk menjawab rasa rindu masyarakat terhadap Haul Guru Sekumpul yang selama pandemi tidak dapat dilaksanakan.

“Tidak lain tujuan kita menjawab kerinduan masyarakat akan haulnya Abah Guru yang mana dua tahun tidak diadakan, maka pada tahun ini kita akan melaksanakannya sebagai tanda terima kasih kita kepada Abah Guru Sekumpul,” ungkap Guru Wildan saat itu, Rabu (11/01/2023).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Banuaterkini.com, kegiatan Haul yang digelar di kediaman Paman Birin berkesan formal dengan adanya kegiatan seremoni seperti halnya sambutan yang umumnya dilakukan pada acara di instansi pemerintahan. Berbeda jauh dengan tradisi haul yang diajarkan Guru Sekumpul.

Pasalnya, tradisi haul yang dilaksanakan pihak keluarga besar Guru Sekumpul selalu dilaksanakan di Mushalla Ar Raudhah yang diisi dengan kegiatan keagamaan biasa, hanya ditambahkakan pembacaan doa dan tahlil untuk Guru Sekumpul.

Pihak keluarga juga membantah, ada sinyalemen seolah pihak keluarga tidak pernah melaksanakan Haul Guru Sekumpul. 

Sebab, menurut kedua putra Guru Sekumpul, Haul orang tuanya selalu dilaksanakan setiap tahun, dengan tetap menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang. Seperti halnya saat pandemi covid-19, karena adanya larangan konsentrasi massa, haul secara terbuka ditiadakan.

"Kemudian di waktu pandemi kami menyesuaikan dengan keadaan. Kegiatan dan acara (Haul) tetap ada. Tapi tertutup dan terbatas. Haul pun masih ada setiap tahunnya. Tetapi sesuai keadaan," tulis mereka.

Pihak ahli waris Guru Sekumpul juga mengingatkan, para pihak untuk tidak menjual momentum Haul untuk kepentingan dan tujuan yang tidak sejalan dengan ajaran Guru Sekumpul.

"Pihak kami tidak meminta-minta atau menjual momen haul. Dan kami juga tidak mengundang siapapun secara khusus atau terbuka. Semua diterima untuk hadir dengan panggilan hatinya masing-masing. Seperti itu dari awal, dan akan tetap seperti itu seterusnya," terang putra Abah Guru lagi.

Lebih lanjut, ahli waris Guru Sekumpul juga meminta semua pihak untuk tetap menjaga kemurnian dan kegiatannya (Haul Guru Sekumpul) agar diikuti motif dan tujuan yang tidak sejalan dengan ajaran Guru Sekumpul.

"Kami pihak ahli waris akan selalu berusaha dun terus menjaga kemurnian acara dan kegiatannya agar tidak tercampur aleh hal-hal Iain. Sesuai yang Ayananda kami inginkan," ingat kedua putra Guru lagi.

Tangkapan layar lautan manusia di kawasan Sekumpul dan Komplek Mushalla Ar Raudah saat Haul Guru Sekumpul ke-18, Minggu (29/01/2023). Foto: berbagai sumber.

Lebih lanjut, dalam surat tersebut kedua putra Guru Sekumpul juga menegaskan bahwa pihak keluarga tidak pernah terlibat dengan pihak manapun untuk mengadakan Haul untuk Guru Sekumpul di tempat lain, selain yang dilaksanakan di Mushalla Ar Raudhah.  

"Mengenai Tampat Acara Peringatan Haul Ayahanda yang kami laksanakan pasti tidak akan berpindah. Akan sama seperti dulu. Walau tentu saja bisa mengadakan Haul. Tetapi kami harap para jamaah paham dan mengerti bahwa kami tidak ada terlibat dengan pihak-pihak Iain yang juga mengadakan Haul. Terlebih lagi berlawanan dan berbeda dengan keinginan Ayahanda kami," tulis keduanya.

Jadi, tulis kedua putra Guru Sekumpul lagi, bahwa pihak keluarga tidak pernah terlibat dan bertanggung jawab jika ada pihak-pihak yang menggunakan foto atau melibatkan nama Mushalla Ar Raudhah.

"Kami tekankan sekali lagi bahwa kami tidak ada terlibat dengan pihak-pihak lain yang juga mengadakan Haul. Jika ada yang menggunakan foto atau melibatkan nama mushalla Ar Raudhah, itu jelas tidak benar dan kami tidak pernah menyetujui hal seperti itu," tandas keduanya dalam surat tersebut.

Lebih lanjut, keluarga besar Guru Sekumpul juga mempertanyakan penggunakan kata "Akbar" dalam Haul Guru Sekumpul yang diduga dipakai dalam kegiatan haul yang dilaksanakan di kediaman Paman Birin Kamis (26/01/2023).

Pihak keluarga juga meminta kepada semua pihak untuk tidak menggunakan atau mengkaitkan kata Akbar dalam perhelatan Haul Guru Sekumpul di waktu mendatang. 

Sebab, tulis mereka, kata seperti itu bisa memberi kesan dan arti yang tidak sejalan dengan makna sesungguhnya dari haul sebagaimana diajarkan Abah Guru Sekumpul.  

"Ke depannya kami harap untuk Haul Ayahanda kami tidak digunakan dan dikaitkan dengan kata Akbar atau apapun lagi. Karena kata seperti itu bisa memberi kesan dan arti lain yang mungkin membuat lupa tentang apa maksud dan arti haul itu sesungguhnya," tegas surat itu.

Pihak keluarga juga tak henti-hentinya mengingatkan kepada para pencinta Guru Sekumpul di mana saja, untuk tidak gampang mempercayai informasi yang disebarkan orang-orang yang tak bertanggung jawab terkait kegiatan Haul Guru Sekumpul. 

Mereka meminta untuk hanya memperayai informasi yang berasal dari akun resmi media sosial Ar Raudhah.  

"Jika ada pemberitahuan atau pengumuman pasti akan disampaikan lewat media sosial resmi Ar Raudhah. Selain itu bukan dari kami. Jangan mudah percaya dengan ucapan tidak resmi atau berita hoax yang sering menyebar. Dimohon pengertiannya," tandas mereka.

Di akhir surat tersebut, pihak keluarga juga mengharapkan agar para pencinta dan penyayang Guru Sekumpul untuk terus menjaga dan mempertahankan tradisi haul seperti yang diajarkan Guru Sekumpul."

"Jangan biarkan pihak-pihak yang berusaha melibatkan, menggunakan dan memanfaatkan nama, foto dan momen peringatan Haul Ayahanda kami terus berlanjut dan berkembang. Mudah-mudahan kita semua bisa terus ingat ajaran dan pesan beliau. Tidak ternoda dan tercampur dengan niat dan tujuan lain. Dan terus beradab juga kepada beliau," pungkas keduanya. 

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev