Tingginya angka kecelakaan di ruas jalan alternatif Banjarbaru–Batulicin mendorong Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalimantan Selatan bergerak cepat melakukan langkah antisipatif.
Banuaterkini.com, BANJARBARU - Melalui Bidang Bina Marga, dinas ini melakukan kajian ulang desain trase di titik-titik rawan seperti Bunglai, Gunung Papua, dan Kelok 12.
Plt Kepala Dinas PUPR Kalsel, M. Yasin Toyib, melalui Plt Kabid Bina Marga, Robby Cahyadi, mengungkapkan bahwa evaluasi teknis menemukan potensi bahaya signifikan pada alinyemen horizontal dan vertikal di beberapa titik.
“Dari hasil evaluasi teknis, kondisi alinyemen horizontal dan vertikal di beberapa titik dinilai kurang aman. Secara teknis, baik kelandaian maupun tikungan, perlu dilakukan modifikasi,” ujar Robby di Banjarbaru, Senin (11/08/2025).
Langkah ini tidak lepas dari sederet insiden yang terjadi awal pekan ini.
Sepanjang Minggu (10/08/2025), lima kecelakaan lalu lintas dilaporkan di jalur tersebut, meliputi empat kecelakaan tunggal dan satu tabrakan adu banteng.
Kejadian beruntun itu berlangsung hanya dalam kurun waktu sekitar dua jam, dari pukul 13.00 hingga 15.00 WITA.
Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material dan ancaman keselamatan pengguna jalan menjadi sorotan.
PUPR Kalsel telah menyiapkan perencanaan teknis perubahan desain trase, namun pelaksanaan fisik masih menunggu persetujuan dari pengelola Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam.
Jalur alternatif ini memang melintasi kawasan konservasi tersebut.
“Kita sudah berkontrak untuk pelaksanaan fisiknya, tapi keputusan akhir menunggu dari Tahura Sultan Adam,” jelas Robby.
Sambil menanti persetujuan, PUPR Kalsel memasang rambu-rambu peringatan dan imbauan keselamatan di titik-titik rawan.
Pengguna jalan diimbau mematuhi aturan dan meningkatkan kewaspadaan.
“Patuhilah rambu lalu lintas dan selalu waspada, terutama di titik yang sudah diberi tanda peringatan,” tegas Robby.
Menurut data yang dihimpun Radar Banjarmasin, ada tiga titik kerusakan parah di jalur ini, Bunglai, Gunung Papua, dan Kelok 12.
Pemprov Kalsel memprioritaskan penanganan Trase Bunglai pada tahun 2025 dengan anggaran sekitar Rp 100 miliar.
Sementara itu, dua titik lain akan diusulkan ke Kementerian PUPR untuk mendapatkan bantuan anggaran, meski hingga kini belum ada pernyataan resmi terkait persetujuan tersebut.
Upaya redesign trase jalan alternatif Banjarbaru–Batulicin menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah keselamatan lalu lintas.
Dengan latar belakang rentetan kecelakaan dan kondisi medan yang berisiko, langkah ini diharapkan mampu menekan angka kecelakaan sekaligus memastikan kelancaran arus transportasi di jalur vital tersebut.