Harapan baru bagi masyarakat Banua Anam dan Saijaan–Bersujud kian nyata. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan memastikan kajian transportasi massal terintegrasi dua wilayah strategis itu akan rampung pada 2026, sebagai fondasi menuju konektivitas ekonomi yang lebih kuat.

Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, M. Fitri Hernadi, menyebutkan kajian yang sedang berjalan meliputi rute utama, kawasan prioritas, dan analisis kebutuhan transportasi di dua klaster besar wilayah.

“Semua aspek sedang dikaji agar hasilnya matang dan sesuai kebutuhan. Kajian ini diharapkan tuntas pada 2026,” ujarnya kepada wartawan.

Banua Anam diproyeksikan sebagai poros utama industri dan logistik darat, menghubungkan sentra produksi di Hulu Sungai hingga Tabalong.

Proyek ini juga akan memperkuat peran Kawasan Industri Tapin dan KPI Seradang yang menjadi tumpuan hilirisasi tambang serta bahan bangunan.

Selain industri, Banua Anam juga diarahkan menjadi pusat pangan modern dan adaptif terhadap perubahan iklim, untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Di sisi lain, klaster Saijaan–Bersujud disiapkan memperkuat jalur logistik pesisir dan akses transportasi laut yang menunjang sektor perikanan dan pariwisata bahari.

Menurut Fitri, keberhasilan program ini bukan hanya diukur dari tersambungnya infrastruktur, tetapi juga dari efisiensi, inklusivitas, dan dampaknya terhadap kesejahteraan warga.

“Transportasi ini akan menjadi penghubung ekonomi dan sosial antarwilayah. Ini bukan sekadar jalan dan kendaraan, tapi langkah menuju Banua yang lebih maju,” tegasnya.

Jika seluruh kajian dan pendanaan berjalan sesuai rencana, pembangunan tahap awal ditargetkan bisa dimulai antara 2027 hingga 2029.

Pemprov optimistis, sistem transportasi terintegrasi ini akan menjadi pilar baru pemerataan pembangunan Kalsel.