"Sebagai kota satelit, Banjarmasin juga dapat mengambil peluang mengoptimalkan sektor pariwisata, sebab keberadaan IKN akan menyebabkan peningkatan urbanisasi, yang berdampak pada peningkatan angka kunjungan wisata ke daerah-daerah sekitar IKN, termasuk Kota Banjarmasin.
Sementara itu, MS Shiddiq, Ph.D, menyoroti soal potensi lain yang bisa diambil Kota Banjarmasin dalam kaitannya dengan IKN.
Shiddiq yang juga Ketua Umum jaringan Intelektual Muda Kalimantan (JIMKA) ini menyebutkan, sebagai warga Kalimantan, Banjarmasin memiliki banyak sekali SDM yang kompeten dan memiliki daya saing tinggi untuk berkiprah di IKN di semua sektor yang dibutuhkan.
"SDM Banjarmasin itu banyak yang kualifikasinya sangat dibutuhkan bagi proses pembangunan IKN," ujar Shiddiq yang juga Konsultan Ahli Kementerian PPN/Bappenas RI ini.
Ia juga menjelaskan, dari 15 fungsi IKN bagi daerah setidaknya Kota Banjarmasin memiliki kesempatan untuk berkiprah di sektor pendidikan, pariwisata, perdagangan-perniagaan, investasi dan pusat pertumbuhan ekonomi.
Shiddiq juga menyoroti daerah lainnya yang diuntungkan secara geografis seperti Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru dan Tabalong, sehingga memiliki kesempatan yang lebih luas untuk berkontribusi pada IKN
"Daerah seperti Tabalong, Tanah Bumbu dan Kotabaru, kan berbatasan langsung dengan IKN, jadi daerah tersebut memiliki peluang lebih besar dibandingkan Banjarmasin untuk berperan dalam proses pengembangan IKN ke depan," pungkasnya.
Selain dihadiri sejumlah SKPD di lingkungan Pemko Banjarmaasin, hadir pada seminar tersebut perwakilan Kadin Banjarmasin, Himpikindo, PT Pelindo III Wilayah Kalsel, Bank Indonesia, Bappeda Provinsi Kalsel, Dinas Kominfo Kalsel, para pakar dari berbagai perguruan tinggi dan undangan lainnya.