Pulau Kerayaan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mulai dikenal sebagai destinasi wisata bahari dan budaya yang menawarkan pesona alam tropis sekaligus kearifan lokal masyarakat pesisir. Kawasan ini menjadi primadona baru bagi wisatawan yang mencari pengalaman menyatu dengan alam dan tradisi maritim. 

Banuaterkini.com, KOTABARU - Terletak di ujung tenggara Kalimantan Selatan, Pulau Kerayaan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, menyimpan potensi wisata luar biasa.

Salah satu kawasan unggulannya adalah Kerayaan Beccu, pesisir yang memadukan keindahan laut tropis dengan kekayaan budaya masyarakat nelayan.

Kerayaan Beccu dikenal memiliki perairan jernih dengan ragam biota laut seperti terumbu karang, ikan tropis, dan padang lamun.

Aktivitas snorkeling, menyelam (diving), hingga memancing menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin mengeksplorasi keindahan bawah laut Kalimantan.

Keunikan Pulau Kerayaan tidak berhenti di alamnya. Kearifan lokal masyarakat setempat menjadi magnet tersendiri.

Penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan masih memegang teguh tradisi seperti pamali laut, aturan adat yang melarang penangkapan ikan secara berlebihan dan penggunaan alat tangkap merusak lingkungan.

“Kami percaya laut adalah sumber kehidupan, jadi kami harus menjaganya seperti keluarga sendiri,” ungkap mantan Kepala Desa Kerayaan, Darwis, kepada Banuaterkini.com, Senin 921/07/2025).

Ia juga menjelaskan bahwa sebelum musim melaut, para nelayan mengadakan musyawarah adat dan ritual tolak bala untuk memohon keselamatan serta keberkahan hasil tangkapan.

Pemerintah Kabupaten Kotabaru, melalui Dinas Pariwisata, menargetkan Pulau Kerayaan sebagai kawasan ekowisata unggulan berbasis masyarakat.

Sejumlah langkah strategis disiapkan, mulai dari penguatan infrastruktur transportasi laut, pelatihan pelaku wisata, hingga promosi digital berbasis media sosial.

Akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat, Dr. Yuniarti, menyebut Pulau Kerayaan berpotensi menjadi ikon pariwisata berkelanjutan di Kalimantan jika dikembangkan dengan prinsip keseimbangan antara ekonomi, budaya, dan ekologi.

“Pariwisata berbasis adat seperti di Kerayaan penting untuk dikembangkan agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tapi juga pelaku utama yang menjaga kearifan lokal,” katanya.

Meski prospeknya menjanjikan, tantangan tetap ada, termasuk menjaga keseimbangan antara kunjungan wisatawan dan pelestarian lingkungan serta budaya lokal.

Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku wisata untuk memastikan Pulau Kerayaan tetap lestari dan berdaya saing.