Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menegaskan komitmennya dalam memperkuat sektor industri melalui Rapat Koordinasi (Rakor) Perindustrian 2025 yang digelar di Banjarmasin.
Banuaterkini.com, BANJARAMSIN - Acara ini dibuka oleh Gubernur Kalsel yang diwakili Kepala Dinas Perindustrian Kalsel, Abdul Rahim, dan dihadiri perwakilan Dinas Perindustrian dari seluruh kabupaten dan kota se Kalsel.
Dalam forum strategis ini, tiga isu utama menjadi sorotan, yakni hilirisasi industri, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan industri halal.
Langkah-langkah ini dinilai krusial untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar domestik maupun global, serta membuka peluang investasi lebih luas.
Menurut Abdul Rahim, hilirisasi industri menjadi fokus utama dalam Rakor ini.
Ia menegaskan bahwa pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi dapat memperkuat industri lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing.
“Hilirisasi produk di Kalimantan Selatan akan memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi industri besar tetapi juga bagi pelaku industri kecil dan menengah. Dengan begitu, kita bisa menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar internasional,” ungkap Rahim, Sabtu (15/2/2025).
Selain hilirisasi, Rakor juga membahas percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
KEK diharapkan mampu menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya di Kalsel.
“Pembangunan KEK akan membuka peluang investasi baru dan mendorong pemerataan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Kalsel. Ini adalah langkah penting dalam membangun industri yang lebih kuat dan berdaya saing tinggi,” jelas Rahim.
Isu ketiga yang tak kalah penting adalah pengembangan industri halal.
Pemerintah menargetkan seluruh produk di Kalsel memiliki sertifikasi halal pada tahun 2026, guna meningkatkan daya saing di pasar global.
“Untuk masuk ke pasar internasional, produk kita harus memiliki standar halal yang jelas. Sertifikasi ini penting, terutama bagi pelaku IKM dan UMKM, agar dapat bersaing di kancah global,” tambah Rahim.
Keberhasilan ketiga strategi ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
Rahim menekankan pentingnya kolaborasi yang erat guna memastikan kebijakan perindustrian dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah maupun nasional.
“Kalsel memiliki potensi besar sebagai pusat industri dan ekonomi. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari semua pihak, kita bisa mewujudkan industri yang lebih maju dan kompetitif,” pungkasnya.
Dengan arah kebijakan yang jelas dan koordinasi yang kuat, Kalsel siap menjadi gerbang logistik utama serta pusat industri berdaya saing global di Indonesia.