Kisah Pro Kontra Pemindahan Kubah Syekh Abu Hamid di Sampit, Ini Alasannya

Redaksi - Senin, 17 Juni 2024 | 22:25 WIB

Post View : 181

Suasana para peziarah Kubah Abu Hamid yang berada di tengah laut Ujung Pandaran, Sampit. BANUATERKINI/Maysarah.

Salah seorang warga yang dijumpai kontributor Banuterkini.com mengakui, meski kubah yang lama maupun yang baru sama-sama buatan maunusia, akan tetapi menurut dia, para peziarah kebanyakan lebih memilih mengunjungi lokasi kubah lama yang berada di tengah laut, karena menganggap masih ada berkah kewalian Syekh Abu Hamid di lokasi itu.

“Kubah yang lama atau kubah yang baru sama saja, keduanya dibuat oleh manusia, kubah buatan manusia, tapi kita tidak bisa begitu saja meninggalkan kubah yang lama karna pasti masih tertinggal berkah kewalian beliau,” kata warga sekitar Pantai Pandaran yang enggan dituliskan namanya.

Akibatnya, hingga kini masih terjadi perbedaan pendapat soal berkah menziarahi Kubah syekh Abu Hamid yang berada di dua lokasi yaitu di lokasi pertama di tengah laut Ujung Pandaran dan di lokasi kedua yang ada di pesisir pantai Ujung Pandaran.

Bagi peziarah yang ingin mengunjungi Kubah Syekh Abu Hamid di lokasi pertama yang ada di tengah laut, untuk sampai lokasi tersebut harus menggunakan perahu motor atau kelotok dan harus bersedia mengeluarkan biaya tambahan untuk itu.

Namun, bagi yang ingin berziarah ke kubah lokasi baru di pesisir Pantai Pandaran, yang sudah direkokasi, untuk sampai lokasi tersebut peziarah dapat menuju lokasi tersebut dengan berjalan kaki. 

Kontributor: Maisyarah
Editor: Ghazali Rahman
Copyright @BANUATERKINI 2024

Halaman:
Baca Juga :  Pemkab Kotim Tertibkan Penggunaan Kendaraan Pengangkut Sampah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev