Kesehatan jantung tidak boleh dianggap enteng, deteksi awal lebih penting sebelum usia lanjut maupun munculnya gejala serius. Pakar medis menekankan skrining rutin sebagai bagian dari upaya pencegahan primer yang menyeluruh.

Banuaterkini.com, JAKARTA — Jantung merupakan salah satu organ vital yang rentan terhadap berbagai penyakit kronis, seperti penyakit arteri koroner, hipertensi, dan kelainan irama jantung.

Meskipun demikian, skrining jantung umumnya baru dilakukan ketika gejala sudah muncul, padahal intervensi dini bisa menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan permanen.

Dilansir dari Kompas.com, beberapa faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan penyakit jantung, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas, merokok, dan gaya hidup tidak aktif menjadi sinyal yang tak boleh diabaikan.

Menurut studi kedokteran, individu dengan faktor-faktor tersebut sebaiknya menjalani pemeriksaan mulai usia 30-40 tahun, bukan menunggu usia lanjut.

Metode pemeriksaan dapat meliputi cek tekanan darah, kolesterol, kadar gula darah, EKG (elektrokardiogram), dan apabila diperlukan, tes stres jantung atau ekokardiografi.

Pemeriksaan sederhana seperti EKG rutin bisa mengungkap gangguan irama jantung ringan sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

Selain pemeriksaan medis, perubahan pola hidup—seperti diet seimbang, olahraga teratur, berhenti merokok, dan pengelolaan stres—berperan besar sebagai langkah pencegahan awal.

Profesi kesehatan di fasilitas primer seperti Puskesmas dan klinik umum juga diharapkan aktif mempromosikan edukasi dan penyuluhan agar masyarakat memahami pentingnya deteksi dini.