Dikutip dari Stylo Indonesia, redaksi menurunkan beberapa tips agar orang bisa berhenti dari kebiasaan masturbasi tersebut.
Masturbasi pada perempuan hampir sama seperti onani yang dilakukan para pria, yaitu sebagai salah satu cara memuaskan hasrat seksualnya.
Hanya saja, pada sebagian orang terutama pada perempuan kebiasaan tersebut, entah kerena doktrin agama, perspektif medis atau kesehatan, banyak yang berusaha menghentikan kebiasaannya.
Sayangnya, tidak semua orang mau bertanya atau malas mencari referensi mengenai cara menghentikan kebiasaan terbut. Padahal, kebiasaan yang sulit untuk dihindari itu sudah dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu aktivitasnya.
1. Kenali pemicu
Apakah ada situasi atau perasaan tertentu yang memicu keinginan untuk masturbasi?
Identifikasi dan hindari pemicu-pemicu tersebut sebisa mungkin. Misalnya, menonton video dewasa atau porno, melihat gambar atau bahan bacaan yang memicu hasrat seksual.
2. Tentukan tujuan
Tetapkan tujuan yang realistis dan terukur. Misalnya, berhenti sepenuhnya atau mengurangi frekuensi, karena sudah menemukan pasangan hidup yang halal untuk menyalurkan hasrat seksualnya.
3. Temukan kegiatan pengganti
Temukan kegiatan lain yang dapat mengalihkan perhatian kamu dari keinginan untuk masturbasi. Misalnya, mulailah mengerjakan hobi baru seperti berolahraga atau aktivitas kreatif, berorganisasi dan lainnya.
4. Buat lingkungan yang mendukung
Hilangkan akses mudah ke materi pornografi atau situasi yang memicu hasrat seksual, seperti link-link video, gambar atau kisah berbau porno.
5. Komunikasi dengan orang terdekat
Berbicaralah dengan teman, pasangan, atau profesional kesehatan mental yang dipercaya tentang perjuangan kamu. Mereka dapat memberikan dukungan dan saran yang berguna.
6. Praktikkan self-care
Jaga kesehatan fisik dan mental kamu dengan makan sehat, berolahraga, tidur cukup, dan mengelola stres dengan baik.
7. Konsultasikan dengan profesional
Jika kamu merasa kesulitan mengendalikan kebiasaan masturbasi atau dampaknya sangat merugikan kehidupan kamu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang psikolog atau terapis seksual.
Mereka dapat membantu kamu menemukan strategi yang lebih spesifik dan efektif untuk situasi kamu.
Selamat mencoba (*)
Editor: Ghazali Rahman