Penerbangan Super Air Jet IU 627 dari Banjarmasin menuju Jakarta pada Senin (23/12/2024) menuai kritik keras dari penumpang akibat keterlambatan hingga empat jam.
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Penerbangan yang dijadwalkan berangkat pukul 13.45 WITA baru lepas landas sekitar pukul 17.35 WITA.
Penumpang mengeluhkan minimnya penjelasan dari pihak maskapai serta kompensasi yang dinilai tidak sesuai dengan aturan.
Keterlambatan ini terjadi di tengah meningkatnya jumlah penumpang yang menggunakan Bandara Syamsuddin Noor menjelang libur akhir tahun.
Meski adanya penurunan harga tiket menjadi daya tarik bagi banyak penumpang, hal ini dinilai tidak sejalan dengan kualitas pelayanan yang diberikan.
Banyak penumpang merasa dirugikan karena buruknya manajemen waktu dan komunikasi pihak maskapai.
Salah satu penumpang transit tujuan Medan, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kekecewaannya terhadap penanganan keterlambatan ini.
“Kami sudah menunggu berjam-jam tanpa penjelasan yang masuk akal. Saat ditanya, petugas maskapai hanya memberikan jawaban seadanya, yang tidak membantu sama sekali. Kami jadi terlambat untuk penerbangan berikutnya,” ujarnya dengan nada geram.
Kompensasi yang diberikan maskapai juga dinilai tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2015.
Pada penundaan pertama sekitar pukul 15.35 WITA, penumpang hanya menerima snack berupa biskuit.
Sementara pada penundaan kedua hingga pukul 17.35 WITA, maskapai baru memberikan nasi kotak.
Padahal, keterlambatan lebih dari tiga jam seharusnya diikuti dengan penyediaan makanan berat, opsi pemindahan ke penerbangan berikutnya, atau pengembalian uang tiket (refund).
Minimnya komunikasi dari pihak maskapai memperburuk situasi di bandara.
Banyak penumpang yang merasa kecewa karena tidak mendapatkan penjelasan memadai tentang penyebab keterlambatan, apalagi mengingat jeda waktu yang sangat lama.
Kejadian ini kembali menyoroti pentingnya peningkatan pelayanan dalam industri penerbangan, terutama di tengah persaingan harga tiket yang semakin kompetitif.
Harga yang lebih terjangkau seharusnya tidak mengorbankan kenyamanan dan hak penumpang.
Insiden ini diharapkan menjadi evaluasi bagi maskapai untuk memperbaiki pelayanan dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Bandara Syamsuddin Noor sebagai salah satu gerbang utama transportasi udara di Kalimantan Selatan menghadapi lonjakan jumlah penumpang setiap musim liburan.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang memilih moda transportasi udara, standar pelayanan yang tinggi menjadi tuntutan utama.
Bagi maskapai, menjaga kepercayaan pelanggan adalah kunci untuk tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.