Begitu juga industri otomotif, makanan, minyak dan gas juga membutuhkan komponen air sebagai penggerak utama produksi.
Untuk memproduksi satu unit ponsel misalnya, kata dia, membutuhkan volume air yang tidak sedikit yakni sekitar 3.400 galon air.
Dengan didukung teknologi, kontrol dan inovasi digital, ia menargetkan penggunaan air untuk produksi satu ponsel dapat diturunkan sebesar 10 persen sehingga menjadi sekitar 3.000 galon air.
"Jadi, semakin bisa lebih efisien dan hemat air itu berdampak positif ke perusahaan karena hasil maksimal, produksi lebih banyak, biaya operasional bisa ditekan," ucapnya.
Tak hanya itu, penghematan penggunaan air juga berperan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Sementara itu, pada World Water Forum Ke-10 di Nusa Dua, Bali, isu pengelolaan air menjadi salah satu topik tematik yang dibahas para praktisi dan delegasi.
Pada sesi seminar bertajuk tantangan dan kesempatan untuk mengaplikasikan pengelolaan air pintar, dari konsep ke praktik global di sela World Water Forum Ke-10 pada Senin (20/5/2024), perwakilan Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) James Dalton mengungkapkan lebih dari 10 persen emisi berkaitan langsung dengan pengelolaan air.
"Sehingga, ada kesempatan yang besar dalam pasar teknologi inovasi untuk menurunkan emisi," pungkasnya. (Antara)
Laporan: Ariel Subarkah
Editor: Ghazali Rahman