Eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook senilai Rp 9,9 triliun.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Pantauan media di lokasi menunjukkan Nadiem tiba di Lobi Gedung Bundar Jampidsus Kejagung, Jakarta, pada Senin (23/06/2025) sekitar pukul 09.09 WIB.
Mengenakan kemeja cokelat dan membawa tas hitam berukuran besar, ia hanya tersenyum tanpa memberikan pernyataan kepada awak media. Ia didampingi empat pengacara.
Pemeriksaan ini menjadi sorotan publik karena menyangkut pengadaan perangkat digital untuk pendidikan yang berlangsung selama periode 2019–2023.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menyebut penyidik ingin mendalami sejauh mana pengawasan yang dilakukan oleh menteri dalam proses pengadaan tersebut.
“Tentu sangat berkaitan dengan bagaimana fungsi-fungsi pengawasan yang dilakukan oleh yang bersangkutan terhadap jalannya pelaksanaan dari pengadaan Chromebook ini,” ujar Harli, Jumat (20/6/2025), seperti dikutip dari Kompas.com.
Sejumlah mantan staf Nadiem juga telah diperiksa sebelumnya, termasuk Fiona Handayani (eks Staf Khusus Mendikbudristek) dan Ibrahim Arief (konsultan dari stafsus).
Mereka diperiksa terkait pengetahuan terhadap proses dan kajian pengadaan.
Sementara itu, satu nama lain yang belum memenuhi panggilan penyidik adalah Jurist Tan, mantan Stafsus Nadiem, yang dilaporkan masih berada di luar negeri.
Kejagung tengah mempertimbangkan langkah hukum lanjutan terkait ketidakhadiran tersebut.
Kasus ini resmi naik ke tahap penyidikan pada 20 Mei 2025 melalui surat perintah penyidikan nomor 38.
Hingga kini, belum ada tersangka yang diumumkan, dan penyidik masih mendalami kerugian negara dari proyek bernilai fantastis tersebut.
“Kerugian negara masih dalam proses penghitungan,” kata Harli.
Publik menantikan kejelasan perkara ini, mengingat proyek Chromebook menjadi bagian dari program digitalisasi pendidikan nasional yang menyasar jutaan pelajar dan sekolah di seluruh Indonesia.