Keberadaan tamu negara dalam pertemuan ini juga menarik perhatian. Boy Thohir menyebut bahwa ada kemungkinan kehadiran Perdana Menteri Vietnam, meskipun detailnya belum dikonfirmasi secara resmi.
Hal ini mengindikasikan bahwa diskusi tidak hanya terbatas pada ranah domestik, tetapi juga berkaitan dengan kerja sama ekonomi internasional.
Langkah Presiden Prabowo dalam mengundang para konglomerat besar ke Istana menunjukkan pendekatan yang lebih inklusif terhadap dunia usaha.
Melibatkan elite bisnis dalam perumusan dan implementasi kebijakan ekonomi dapat menciptakan sinergi antara sektor publik dan swasta.
Model ini mirip dengan pendekatan di beberapa negara maju, di mana pemerintah menggandeng pengusaha untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Namun, pendekatan ini juga menimbulkan pertanyaan: sejauh mana pengaruh konglomerat dalam kebijakan pemerintah?
Keterlibatan pengusaha besar dalam program-program negara perlu diimbangi dengan regulasi yang transparan dan akuntabel, agar tidak terjadi konflik kepentingan yang dapat merugikan masyarakat luas.
Selain itu, pertemuan ini juga menunjukkan arah kebijakan ekonomi Prabowo yang tampaknya akan semakin fokus pada industrialisasi, investasi, dan swasembada.
Jika program-program yang dibahas dalam pertemuan ini terealisasi dengan baik, maka Indonesia bisa memasuki era baru pertumbuhan ekonomi berbasis industri dan ketahanan pangan.
Pertemuan antara Presiden Prabowo dan para konglomerat menegaskan pentingnya peran dunia usaha dalam pembangunan ekonomi nasional.