Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf, menanggapi pernyataan Said Aqil Siradj mengenai dugaan campur tangan Presiden Joko Widodo dalam pemilihan Ketua Umum PBNU.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Saifullah menilai tuduhan Said Aqil Siradj tersebut bersifat spekulatif dan multitafsir.
"Cawe-cawe itu hanya spekulatif, semua yang memiliki kekuatan politik berpotensi untuk cawe-cawe," ujar Saifullah dikutip dari Tempo, Kamis (03/04/2025).
Ia mempertanyakan bentuk campur tangan yang dimaksud dalam Muktamar ke-34 PBNU di Bandar Lampung pada Desember 2021.
"Ini sudah tiga tahun yang lalu," tambahnya.
Saifullah menegaskan bahwa isu cawe-cawe kerap muncul menjelang Muktamar PBNU dan merupakan bagian dari dinamika politik, bukan penentu kemenangan.
Ia mencontohkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang tetap terpilih meski diintervensi Orde Baru.
"Penentu kemenangan itu tidak tunggal," tegasnya.
Ia memastikan pemilihan Ketua Umum PBNU berlangsung demokratis sesuai AD/ART organisasi.