Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkenalkan Prakiraan Berbasis Dampak atau Impact-Based Forecast (IBF), yang dirancang untuk memberikan informasi prakiraan cuaca.

Banuaterkini.com, JAKARTA - Prakiraan berbasis dampak tidak hanya membahas tentang kondisi cuaca itu sendiri, tetapi juga fokus pada dampak yang mungkin terjadi dan langkah antisipatif yang harus dilakukan masyarakat.

Sistem ini bertujuan untuk membantu pengurangan risiko bencana, khususnya yang berkaitan dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, banjir, dan tanah longsor.

Dengan adanya IBF, masyarakat akan lebih siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Informasi ini dilengkapi dengan rekomendasi terkait langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tertentu, misalnya pada daerah dengan potensi hujan lebat.

Terdapat tiga level peringatan yang digunakan dalam sistem ini: Waspada (Kuning), Siaga (Oranye), dan Awas (Merah), yang menunjukkan tingkat bahaya dari dampak cuaca.

BMKG menyatakan bahwa sistem ini membantu mempersiapkan masyarakat dan pemangku kebijakan dalam menghadapi bencana yang dapat merusak infrastruktur dan mengancam nyawa.

*Informasi terkait cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi dan tsunami selengkapnya dapat diakses di www.bmkg.go.id atau di aplikasi info BMKG,* tulis BMKG.