Selama mengikuti program Student Mobility yang berlangsung di Malaysia, para peserta dari Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) tidak hanya disuguhkan dengan sesi akademis, tetapi juga kesempatan untuk menjelajahi kekayaan budaya dan sejarah kawasan sekitar.
Banuaterkini.com, MELAKA, MALAYSIA - Salah satu momen yang berkesan bagi para peserta adalah saat kunjungan ke Selat Melaka, sebuah kawasan bersejarah yang memainkan peran penting dalam perdagangan dunia di masa lalu.
Pada kunjungan yang berlangsung pada Selasa (01/10/2024), rombongan peserta, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen pendamping, mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi lebih dekat perairan Selat Melaka, sembari menikmati pemandangan kota Malaka yang kaya akan warisan budaya.
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNISKA, Risa Dwi Ayuni, merasa kunjungan ini memberikan wawasan lebih tentang hubungan antara budaya, sejarah, dan komunikasi.
“Selat Melaka tidak hanya menjadi jalur perdagangan, tetapi juga simbol dari interaksi budaya lintas bangsa. Sebagai pengajar komunikasi, saya merasakan betapa pentingnya memahami koneksi lintas budaya yang terjadi di kawasan ini,” ujarnya.
Senada dengan Risa, Rico, dosen pendamping lainnya dari UNISKA, mengaku terkesan dengan suasana di Malaka.
Baginya, perjalanan ini bukan sekadar wisata, tetapi juga kesempatan untuk mengamati bagaimana sebuah kota yang begitu historis dapat terus berkembang tanpa kehilangan jati diri.
"Kawasan Malaka, yang begitu kaya akan cerita masa lalu, memberi kita pelajaran bahwa perkembangan modern dan pelestarian budaya bisa berjalan berdampingan. Ini juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih menghargai sejarah," ungkapnya.
Selain menikmati keindahan alam, para peserta juga diajak untuk mendalami sejarah panjang Selat Melaka sebagai jalur perdagangan internasional.
Kunjungan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk lebih memahami bagaimana interaksi antar bangsa, khususnya di kawasan Asia Tenggara, berlangsung selama berabad-abad.
Dengan panduan dari para pengajar lokal, peserta diajak menelusuri bagaimana kota Malaka menjadi pusat persinggahan pedagang dari berbagai negara seperti Tiongkok, India, hingga Timur Tengah.
Bagi para peserta, terutama mahasiswa, pengalaman ini menjadi lebih dari sekadar jalan-jalan. Seperti yang disampaikan salah satu mahasiswa, perjalanan ke Malaka dan Selat Melaka membawanya pada pemahaman baru tentang pentingnya budaya dan sejarah dalam membentuk identitas suatu bangsa.
Kunjungan ke kawasan Selat Melaka menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam program Student Mobility yang berlangsung selama hampir dua minggu ini.
Selain kegiatan akademis yang padat, kesempatan untuk mengeksplorasi tempat-tempat bersejarah memberikan dimensi lain bagi para peserta untuk memaknai pentingnya kolaborasi internasional dan pemahaman budaya dalam pendidikan.