Sebuah program konseling pra-nikah berbasis adat dan budaya Banjar diperkenalkan sebagai solusi dalam mengatasi tingginya angka perceraian di Banjarmasin.
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Program Banjar Culture-based Pre-Marital Couple Counseling ini disampaikan oleh Dr Jarkawi, dosen senior dari FKIP UNISKA MAB Banjarmasin,.
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali calon pengantin dengan pengetahuan dan keterampilan konseling yang diadaptasi dari nilai-nilai tradisional Banjar.
Jarkawi menjelaskan bahwa program ini merupakan jawaban atas keluhan para penghulu di setiap kecamatan yang kerap menghadapi permasalahan perceraian, termasuk kasus pernikahan anak.
Pendekatan konseling yang berbasis adat Banjar seperti Basuluh, diambil dan dijadikan teknik utama dalam proses konseling, guna membantu calon pengantin mempersiapkan pernikahan yang kokoh.
"Dengan teknik konseling berbasis adat ini, semoga angka perceraian di Banjarmasin bisa berkurang secara bertahap," ujar Jarkawi, Rabu (26/09/2024) lalu.
Namun demikian, Jarkawi juga menyampaikan bahwa pihaknya belum melakukan penelitian khusus untuk mengetahui secara rinci faktor-faktor yang menyebabkan tingginya perceraian dan turunnya angka pernikahan di Banjarmasin.
Ia mengungkapkan kemungkinan adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan pernikahan, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Menyinggung tentang fenomena pernikahan massal yang pernah marak di Banjarmasin, Jarkawi menekankan pentingnya konseling pra-nikah agar calon pengantin lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Ia berharap melalui konseling ini, pernikahan bisa langgeng dan perceraian dapat dicegah.