Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan (Kalsel) mendorong pengembangan energi alternatif untuk menghindari ketergantungan pada energi yang dihasilkan batubara.
Banuaterkini.com, BANJARBARU - Walhi menyampaikan komitmennya untuk mendorong para pemangku kebijakan di Kalsel untuk mengembangkan energi alternatif tersebut dalam sebuah pertemuan di Banjarbaru, Rabu (04/09/2024).
Rangkaian kegiatan Walhi yang masih mengusung tema #SaveMeratus ini terus mengkampanyekan perlunya pengurangan aktivitas pertambangan di wilayah Pegunungan Meratus.
Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Selatan, Kisworo Dwi Cahyono, menyatakan pengembangan energi alternatif menjadi langkah penting mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat pertambangan batubara di Kalsel.
“Kami terus berupaya mendorong seluruh pemangku kebijakan mendukung advokasi kami dalam upaya mencari alternatif energi terbarukan tanpa merusak lingkungan. Ini adalah bagian dari upaya menyelamatkan lingkungan dan kesehatan masyarakat,” tegas Kisworo.
Selain dari perwakilan Walhi Kalsel, kegiatan yang membahas strategi pengembangan energi alternatif ini juga menghadirkan sejumlah akademisi dan ahli yang memberikan masukan penting terkait pentinganya pengembangan energi alternatif.
Di tempat yang sama Akademisi FISIP Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari, Junaidy, memberikan saran perlunya riset yang kuat untuk memastikan upaya pengembangan energi alternatif yang selaras dengan sumber daya alam yang tersedia di Kalsel.
Ia menekankan perlunya memasukkan sejumlah teori sosial yang relevan untuk menghasilkan rekomendasi terkait pengembangan energi alternatif
“Penguatan metodologi riset sangat krusial. Kita perlu memasukkan teori-teori sosial yang berhubungan dengan dampak sosial dari aktivitas pertambangan yang selama ini argumentasi ilmiah mengapa perlu energi alternatif di Kalsel," ujar Junaidy.
Dia katakan, teori konflik lingkungan dan pendekatan sosial-ekologis dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan untuk mendapatkan hasil kajian yang lebih tajam dan memiliki dasar ilmiah yang kuat
Sementara itu, ahli hukum dan mantan komisioner Komnas HAM, Hairansyah, menyoroti pentingnya mempertimbangkan keberlanjutan energi alternatif yang ramah lingkungan di Kalsel.
“Keberlanjutan energi alternatif menjadi solusi penting ketika kita berbicara soal dampak lingkungan. Kita tidak bisa bicara soal energi pengganti yang ramah lingkungan tanpa memberi pandangan tentang keberlanjutan dari energi alternatif tersebut," jelas Hairansyah.
Mantan Direktur Nasional Walhi, Berry Nahdian Furqan, yang juga hadir pada kegiatan tersebut menambahkan bahwa keberlanjutan energi berbasis kearifan lokal harus menjadi salah satu rekomendasi yang dihasilkan oleh Walhi Kalsel.
Menurutnya, Kalsel memiliki potensi besar dalam mengembangkan energi alternatif yang berpijak pada budaya dan sumber daya lokal.
“Kita harus mulai berpikir untuk kembali ke energi yang berbasis kearifan lokal. Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk itu, dan ini harus menjadi bagian penting dari rekomendasi riset. Energi berbasis lokal tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sini,” ungkap Berry.
Walhi berharap bisa menghasilkan sebuah kajian dengan kerangka riset yang kuat untuk memberikan rekomendasi energi alternatif berkelanjutan yang diperlukan di Kalsel.
Upaya ini menjadi langkah konkret dalam menyelamatkan lingkungan Kalimantan Selatan dan melindungi masyarakat dari dampak buruk aktivitas industri ekstraktif.